Pneumonia
adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. Istilah
pneumonia lazim dipakai bila peradangan terjadi oleh proses infeksi akut yang
merupakan penyebab tersering. Diagnosis pneumonia harus didasarkan kepada
pengertian patogenesis penyakit hingga diagnosis yang dibuat mencakup bentuk
manifestasi, beratnya proses penyakit dan etilogi pneumonia. Penumonia yang merupakan
bentuk manifestasi saluran nafas bawah akut di parenkim paru yang serius
dijumpai sekitar 15-20%.
Pneumonia dapat terjadi pada
orang normal tanpa kelainan imunitas yang jelas. Namun pada kebanyakan pasien
dewasa yang menderita pneumonia didapati adanya satu atau lebih penyakit dasar
yang mengganggu daya tahan tubuh.
Pneumonia semakin sering dijumpai pada orang lanjut usia (lansia) dan
sering kali terjadi pada penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Faktor predisposisi antara lain kebiasaan
merokok, pasca infeksi virus, kelainan atau kelemahan struktur organ dada dan
penurunan kesadaran. Proses patogenesis pneumonia terkait dengan 3 faktor yaitu
keadaan imunitas, mikroorganisme yang menyerang pasien dan lingkungan yang
berinteraksi satu sama lain. Cara terjadinya penularan berkaitan dengan jenis
kuman, misalnya Streptococus pneumonia,
Staphylococcus aureus dan Enterobacter. Terdapat berbagai
klasifikasi pneumonia yaitu :
1. Klasifikasi Klinis
a. Klasifikasi tradisional, menjadi ciri
radiologis dan gejala klinis, di bagi atas
:
Ø Pneumonia tipikal, bercirikan tanda-tanda
pneumonia lobaris yang klasik antara
lain berupa witan yang akut dengan gambaran radiologis berupa opasitas lobus
dan obularis dan disebabkan kuman tipikal terutama Streptococcus pneumonia, Klebsiella
atau H. influenzae.
Ø Peumonia atipikal, ditandai oleh gannguan
respirasi yang meningkat lambat dengan gambaran infiltrat paru yang bilateral
difusi. Biasanya disebabkan oleh organisme yang atipikal dan termasuk Mycoplasma pneumonia, virus dan
Clamyda.
b. Sindrom klinis pneumonia bakteria
(sindrom klinis pneumonia bakterial). Diketahui bahwa kuman kelompok bakteria
tertentu memberikan gambaran klinis pneumonia yang akut dengan konsolidasi
paru, dapat berupa :
Ø Pneumonia bakterial tipe tipikal yang
terutama mengenai parenkim paru danlam
bentuk bronkopneumonia dan pneumonia lobar.
Ø Pneumonia bakterial tipe campuran (mixed
type) dengan presentasi klinis atipikal
yaitu perjalanan penyakit yang ringan dan jarang disertai konsolidasi paru.
Biasanya pada pasien dengan penyakit kronik.
Ø Pneumonia non bakterial, dikenal pneumonia
atipikal yang disebabkan oleh Mycoplasma, Chlamyda pneumonia atau Legionella. Kemudian
istilah sindrom pneumonia atipikal dipakai untuk merangkum pula bentuk lain
dengan ciri-ciri gambaran klinis yang beraneka ragam dan gambaran radiologis
yang menyimpang dari normal refrakter terhadap antibiotik standar dan
penyembuhannya lambat dan mempunyai tendensi untuk kambuh, yaitu disebabkan
oleh mikrobakterium, jamur, virus atau miroorganisme lain dan penyakit
peradangan paru yang bukan infeksi, termasuk tumor. Klasifikasi Etiol Dibagi
atas :
a. Bakreial: Streptococcus pneumonia, H.influenzae,
pneumophilia, Klebsiella, Pseudomonas, E. coli Mycoplasma,
Clamyda, dan lain-lain.
b. Nonbakterial : Tuberkulosis, virus, fungi
dan parasit.
2. Pemeriksan Penunjang
a.
Pemeriksaan
radiologis, Pola radiologis dapat berupa pneumonia alveolar dengan gambaran air
brochogram (airspace disease)
misalnya oleh Streptococcus pneumonia;
bronkopneumonia (segmental disease) oleh antara lain Staphylococcus, virus, atau mikoplasma; dan pneumonia interstisial
oleh virus dan mikoplasma. Distribusi
infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau interior lobus atas sugestif
untuk kuman aspirasi. Infiltrat dilobus
atas sering ditimbulkan Klebsiella, tuberkulosis atau amiloidosis. Pada lobus
bawah dapat terjadi infiltrat akibat Staphylococcus.
b. Pemeriksaan Bakteriologis, bahan berasal
dari sputum untuk tujuan terapi empiris dilakukan pemeriksan apus gram, Burri
Gin, Quellung test dan Z. Nielsen. Kuman
yang pendominan pada sputum kemungkinan merupakan penyebab infeksi. Kultur kuman merupakan pemeriksaan utama pra
terapi dan bermanfaat untuk evaluasi selanjutnya.
Pustaka :
1.Jawets, Melnick and Adelbergs., 2001. Mikrobiologi Kedokteran, Edisi Pertama,
Diterjemahkan Oleh Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Air
Langga. Penerbit Salemba Medika, Jakarta 227
2.Gupte, S., 1990. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Binarupa Aksara. Jakarta. 84-85
No comments:
Post a Comment
Sahabat Pengunjung Sawittoku, Mohon untuk meninggalkan saran agar pengembangan kualitas konten blog dapat lebih ditingkatkan.
Demi kenyamanan maka komentar yang mengandung Sara, Pornografi, Perjudian, Pelecehan ataupun sejenisnya dan mengandung Link akan kami jadikan SPAM.Terima Kasih Atas Perhatiannya