Pengobatan penyakit jantung melalui stem cell selalu dikembangkan melalui penelitian-penelitian. Artikel ini akan membahas secara singkat tentang stem cell pada penyakit jantung, stem cell embrionik dan keuntungannya. Kemajuan mutakhir dalam bidang penelitian stem cell
telah dikonfirmasi berpotensial untuk digunakan untuk regenerasi jaringan.
Penyakit jantung, termasuk infark miokard dan iskemi merupakan
penyakit yang berhubungan dengan kehilangan yang permanen dari kardiomiosit dan
vaskuler, baik dengan cara apoptosis ataupun nekrosis.
Kemampuan alami tubuh
untuk memperbaki dan memperbarui jaringan miokard tidak efektif seperti yang
terjadi pada terapi yang saat ini dipergunakan
untuk mencegah remodeling dari ventrikel kiri. Transplantasi sel, yang
secara langsung bertujuan untuk mrmpopulasikan jaringan memberikan metode
terapi yang dapat digunakan untuk memperbaiki jaringan miokard yang rusak.
Bagaimanaupun, disamping kemajuan yang mengagumkan pada bidang ini, terdapat
masalah yang cukup signifikan pula, terutama masalah etik, tumorigenic,
potensial arrythmogenic yang pada tehnik
ini menyajikan diferensiasi pada sel somatic. Terlebih, ketidakpastian mengenai
apakah sel membentuk jaringan baru atau apakah sel akan mengeluarkan materi
yang justru akan merugikan sel yang sudah ada. (Baca: Sistem Reproduksi Pria)
Mengenal stem cell pada pengobatan penyakit jantung |
Penyakit
jantung merupakan masalah kesehatan endemic terbesar di dunia. Terlepas dari
pertimbangan klinis dan usaha yang besar pada dekade terakhir ini dan
perkembangan obat-obatan baru dan terapi bedah, mortalitas dan morbiditas tetap
sangat tinggi. Karena keterbatasan potensial sel miokard untuk memperbaiki dan
memperbarui dirinya sendiri, maka sejumlah proporsi otot jantung secara
signifikan kehilangan kemampuannya untuk bekerja, dan kehilangan ini mungkin
menjadi faktor terpenting pada kejadian gagal jantung yang timbul pada pasien
dengan penyakit coronary artery dan dilatasi kardiomiopati.
Sampai
akhir-akhir ini, metode reperfusi untuk iskemik miokard merupakan satu-satunya
intervensi yang tersedia untuk mengganti beragam fungsi selular yang terimbas
oleh iskemi miokard, termasuk mencegah kematian sel karena proses nekrosis atau
apoptosis. Sayangnya, metode reperfusi menghasilkan kerusakan miokard yang
luas, termasuk miokard stunning, dan
pemulihan jantung dapat muncul hanya setelah periode disfungsi kontraktile yang
dapat memakan waktu berjam-jam sampai beberapa hari.
Hal ini merupakan bukti
bahwa keterbatasan kapasitas regenerasi dan proliferasi dari kardiomiosit
manusia tidak dapat mencegah pembentukan
formasi scar yang mengikuti infark miokard maupun kehilangan dari fungsi
jantung yang muncul pada pasien dengan gagal jantung dan kardiomiopati. Fungsi
penggantian dan regenarasi otot jantung merupakan tujuan akhir yang sangat
penting, yang dapat didapatkan baik dengan menstimulus autologous kardiomiosit
resident atau dengan trasplantasi sel allogenic (contoh: stem sel embrionik,
sel mesenchym sumsum tulang, atai myoblast tulang). (baca: Penyebab Penyakit Kanker)
Stem Cell Embrionik (ES) untuk penyakit jantung
Stem
sel yang paling primitive dari semua stem sel adalah stem sel ambrionik (ES)
yang berkembang sebagai massa pada inner cell pada blastosit manusia pada hari
5 setelah fertilisasi. Pada tahap awal ini, sel ES mempunyai potensial masa
perkembangan yang tercepat dikarenakan sel ini dapat berkembang menjadi 3 lapis
bakal embrio. Jika diisolasi dan
dikembangkan pada media kultur yang tepat, pluripotenst tikus dan sel ES
manusia dapat melakukan proliferasi sel dan membentuk bentukan agregasi embrio (embryoid bodies) in vitro, beberapa dapat berkontraksi spontan (gambar).
Badan embrio berisi populasi
campuran dari berbagai diferensiasi tipe sel termasuk didalamnya kardiomiosit, berdasar
pada tanda gen spesifik kardiak seperti cardiac
–myosin heavy chain, troponin I dan T kardiak, factor natriuretik atrial,
dan factor transkripsi kardiak GATA-4, Nkx2.5, dan MEF-2. Ultrastruktur
selular, dan aktivitas elektrik
ekstraselular [1-3]. Kardiomiosit ini dapat dari atrium pacemaker dan
tipe seperti ventrikel dan keduanya dapat dibedakan berdasarkan pola spesifik
aksi potensial. (Baca: Tanda terkena stroke)
Gambar diatas menjelaskan Pluripoten sel
induk embrionik secara spontan berdiferensiasi menjadi sel-sel progenitor endotel (EPC),
hemangioblasts, sel-sel batang mesenchymal dan
badan embryoid (agregat
embrio-suka). Hemangioblasts
menghasilkan lebih membedakan kedua sel induk hematopoietik (HSC) dan
EPC yang menimbulkan
baik darah pembuluh
darah dan komponen myocyte. Di bawah kondisi
yang sesuai (sebagian besar yang tetap akan
ditentukan), kardiomiosit dapat
membentuk dari tubuh
embryoid maupun dari
EPC dan stem
sel mesenchymal.
Sementara
itu peristiswa selular dan molekular yang tepat yang berisi jalur sel ES pada diferensiasi
spesifik kardiomiosit sebagian besar masih tetap belum ditentukan, proses yang
signifikan telah dibuat untuk mengidentifikasi faktor yang meregulasi dimana
factor tersebut dapat menigkatkan atau menghambat proses.
Diferensiasi sampai ke tipe sel partikular tergantung pada faktor ini. Misalnya
, penghambatan sinyal bone morphogenetic protein (BMP) oleh
antagonisnya Noggin menginduksi diferensiasi kardiomiosit dari sel ES tikus, sementara asam retinoic secara spesifik menginduksi pembentukan formasi
dari kardiomiosit ventricular yang spesifik. Nitrit oxide (NO), dihasilkan pula
oleh aktivitas NO sintetase atau eksposur NO eksogen yang juga telah terlibat
pada kemajuan diferensiasi spesifik kardiomiosit dari sel ES tikus.
Diferensiasi kardiomiosit pada sel ES manusia dapat ditingkatkan menggunakan
treatmen 5-aza-2’deoxycytidine. Juga IGF-1 dapat meningkatkan diferensiasi
fenotip dan ekspresi dari fenotip kardiomiosit pada sel ES secara in vivo. Menariknya, peningkatan
level dari stress oksidatif muncul untuk mengurangi perkembangan kardiotipik
dari badan embrio.
Keuntungan Transplantasi Sel ES
Sel-sel
ES yang diperoleh dari lapisan bagian dalam blastocyst dapat dengan mudah dan
reproduktif, dan menunujukkan pertumbuhan fenotipe yang sangat baik, baik
secara in vivo maupun in vitro. Pengembangan dan penerapan
jalur sel ES (P19 misalnya), yang sangat informatif dalam hal indentifikasi dan
karakterisasi faktor regulasi., activator transkripsi dan transduksi terlibat
dalam diferensiasi kardiomiosit, juga mungkin berguna pada terapi transplantasi
sel.
Data
awal menunjukkan bahwa sel ES dapat menjadi suatu nilai tertentu sebagai target
dan memodifikasi fenotipe cacat jantung bawaan [20-21]. Setelah keamanan
dikonfirmasi, studi klinis lebih lanjut
harus membahas penggunaan sel ES yang ditargetkan sebagai terapi pada
bayi / anak-anak dengan penyakit jantung berat termasuk cardiomiopati, cacat
jantung bawaan dan aritmia.
Sel-sel
ES juga mungkin lebih dapat menerima rekayasa ex vivo melalui modifikasi DNA (misalnya terapi gen, transfeksi
virus, knockouts dan gen over-expressed). Faktanya, transformasi dari
kardiomiosit normal pada sel pacemaker telah berhasil dicapai pada hewan model
dengan cara menginjeksi vector plasmid atau virus yang membawa gen pengkode
terapi berupa protein yang spesifik [22-24].
Dalam cara ini,
sel ES ditransfeksi dengan reseptor adrenergic β-2 yang ter-over-ekspresi, atau
protein pada channel ion dapat ditransplantasikan untuk mengembalikan fungsi
sel-sel miokard yang rusak. Namun, keamanan dan kemanjuran metodologi
ini harus benar-benar terbukti sebelum digunakan pada manusia yang mengalami aritmia
jantung.
Sumber: Djanggan Sargowo. Stem cell dalam Terapi Penyakit Kardiovaskular. Jurnal Kedokteran Univ. Wijaya Kusuma. Surabaya
No comments:
Post a Comment
Sahabat Pengunjung Sawittoku, Mohon untuk meninggalkan saran agar pengembangan kualitas konten blog dapat lebih ditingkatkan.
Demi kenyamanan maka komentar yang mengandung Sara, Pornografi, Perjudian, Pelecehan ataupun sejenisnya dan mengandung Link akan kami jadikan SPAM.Terima Kasih Atas Perhatiannya