Timbal adalah logam berat yuang
terdapat secara alami di dalam kerak bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah
kecil melalui proses alami. Timbal (Pb)
lebih dikenal dengan nama timah hitam yang merupakan salah satu logam yang
terkonsentrasi dalam deposit seperti biji logam. Persenyawaan biji logam timbal ditemukan
dalam bentuk galena (PbS) dan algesit (PbSO4). Timbal tidak pernah ditemukan dalam bentuk
logam umumnya. 9
Sumber
utama logam timbal adalah mineral galena (PbS).
Untuk mendapatkan timbal maka sulfida ini dipanaskan (600oC)
di udara sehingga terbentuk timbal oksida seperti yang ditunjukkan pada reaksi
di bawah ini :
2 PbS(s)
+ 3 O2 2
PbO(s) + 2 SO2(g)
Timbal oksida, PbO ini kemudian
dengan karbon dalam tanur tinggi, dihasilkan timbal sesuai dengan reaksi
berikut :
2 PbO(s) + C(s) 2 Pb(s) + CO2(g)
Sifat – sifat logam
timbal adalah sebagai berikut :
a.
Sifat fisik timbal
Pada sistem periodik, timbal (Pb)
terletak pada golongan IV A dan periode 6 dengan nomor atom 82 dan nomor massa
207,19 sma. Timbal termasuk logam berat
dengan kerapatan 11,48 g/cm3, titik didih 1740oC dan
titik lebur 327,4oC, jari – jari ion Pb2+ 0,112 nm dan
jari – jari ion Pb4+ 0,071 nm.
b.
Sifat kimia timbal
Timbal dalam air
berbilangan oksida +2, tahan terhadap korosi dengan gugus alkil dapat membentuk
senyawa tetra alkil timbal. Bentuk
hidroksilnya dapat dilihat pada reaksi di bawah ini :
Pb(OH)2 + 2OH- Pb(OH)42-
Pb(OH)2 + 2
H+ Pb2+
+ 2
H2O
Pemanfaatan timbal
dapat sebagai campuran logam, senyawa timbal anorganik maupun organik. Logam timbal dapat digunakan untuk protektif pada radiasi sinar X dan
radiasi atom. 9,10,11
2.5.1
Pemerian
Logamnya berwarna abu – abu, putih
kebiruan, sangat mudah meleleh, bentuknya kristal kubus, berbeaksi dengan asam
nitrat panas. 10,11
2.6 Sumber Pencemaran Timbal
Banyak industri merupakan sumber
pencemaran timbal karena menggunakan timbal atau persenyawaanya sebagai bahan baku diantaranya adalah
industri pengolahan biji timbal dan biji logam lainnya yang mengandung timbal
seperti pabrik baterai dan pabrik amunisi.
Asap kendaraan
yang menggunakan bensin sebagai bahan bakar merupakan sumber utama pencemaran
timbal. Menurut penelitian USBM (United Stated Bereau Of Mines) pada
tahun 1970 menemukan bahwa ada 300 juta kg timbal ditambahkan ke dalam bensin
sebagai anti ketuk. Kendaraan bermotor
yang menggunakan bensin sebagai bahan bakar, melepaskan timbal sekitar 1 juta
kg per tahun. Timbal di udara yang
berasal dari bahan bakar yang dalam pembakarannya melepaskan timbal oksida berbentuk
debu atau partikulat yang dapat terhirup oleh manusia. Debu timbal juga dapat mengkontaminasi tanah
pertanian dan dapat mengkontaminasi sumber air.
Debu timbal menempel dipintu atau jendela yang dapat terhirup ke dalam
saluran pernapasan dan masuk ke dalam mulut.
9
2.7 Pengaruh Pencemaran Timbal Terhadap Kesehatan
Timbal yang berasal dilingkungan
berasal dari kegiatan manusia yang menghasilkan timbal 300 kali lebih banyak
dibandingkan dengan timbal yang berasal dari proses alami. Timbal terakumulasi dilingkungan, tidak dapat
terurai secara biologis dan toksisitasnya tidak berubah sepanjang waktu
sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran timbal. Pencemaran timbal didefinisikan sebagai
pengambilan oleh suatu benda atau makhluk hidup dengan berbagai cara. Manusia dapat menyerap timbal dengan berbagai
cara yaitu melalui makanan, minuman dan pernafasan. Timbal yang terhirup atau
tertelan oleh manusia bersifat toksik. Walaupun
semua senyawa timbal bersifat racun, toksisitasnya tergantung pada daya larut
dan ukuran partikel. Partikel halus akan terserap oleh
udara, masuk ke paru – paru dan selanjutnya ke aliran darah. Untuk timbal yang tertelan di dalam tubuh
akan mengikuti aliran darah, diserap kembali di dalam ginjal dan otak. 12
Pustaka :
1. Lili. 2006. Penetapan kapasitas serapan maksimum timbal
(II) oleh biji kelor (Moringa oleifera) menggunakan persamaan isotermlangmuir. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas MIPA Universitas Tadulako. Palu.
17
2. Windholz, W., Budavari, S.,
Blumetti, F.R., & Otterbein, S.E.
1983. Merck Index. ed. X. Rahway. New jersey. USA.
3. Svehla, G. 1979. Analisis anorganik kualitatif makro &
semi mikro. Terjemahan Setiono, L.,
& Pudjaatmaka, A.H. 1985. PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta.
4.
, 2005. Gasohol bensin tanpa timbal (on line). Pikiran Rakyat. Diakses 01 april 2007
No comments:
Post a Comment
Sahabat Pengunjung Sawittoku, Mohon untuk meninggalkan saran agar pengembangan kualitas konten blog dapat lebih ditingkatkan.
Demi kenyamanan maka komentar yang mengandung Sara, Pornografi, Perjudian, Pelecehan ataupun sejenisnya dan mengandung Link akan kami jadikan SPAM.Terima Kasih Atas Perhatiannya