2.5.1
Teori Dasar
Metode SSA mulai dikembangkan
sejak tahun 1955, dimana ketika itu seorang ilmuwan Australia, Walsh,
melaporkan tentang hasil penelitiannya bahwa penggunaan ” lampu halokatoda
berongga (Hollow Cathoda Lamp) ”, yaitu
sebagai sumber radiasi yang dapat menghasilkan radiasi dengan panjang gelombang
karakteristik yang sangat sesuai untuk SSA.
Pada tahun itu juga (1955) dilaporkan bahwa beberapa jenis nyala dapat
digunakan sebagai sarana untuk atomisasi sejumlah unsur oleh kedua ilmuwan
yaitu Alkemade dan Milatz sehingga pada
saat itu keduanya dianggap sebagai ” Bapak SSA ”, dan pengembangan SSA bermula Sejak
tahun 1960 hingga sekarang. 15
Spektrofotometri serapan atom
(SSA) merupakan suatu metode pengukuran yang didasarkan pada jumlah radiasi
yang diserap oleh atom – atom bebas bila sejumlah radiasi dilewatkan melalui
suatu sistem yang mengandung atom – atom.
SSA merupakan metode analisis kimia yang sangat selektif dan sensitif
karena setiap atom mempunyai garis resonansi yang khas atau karakteristik dan
spesifik. SSA digunakan untuk menentukan
kadar unsur – unsur logam dan semi logam yang konsentrasinya relatif rendah di
dalam satu sampel. 9
Larutan yang mengandung suatu senyawa logam jika dihembuskan ke
dalam suatu nyala (misalnya asetilena yang terbakar di udara), dapatlah
terbentuk uap yang mengandung atom - atom logam itu. Atom logam bentuk gas itu normalnya tetap
berada dalam keadaan tak tereksitasi atau dengan kata lain, dalam keadaan
dasar. Atom - atom dalam keadaan dasar
ini mampu menyerap energi cahaya yang panjang gelombang resonansinya khas
untuknya. Jadi cahaya dengan panjang
gelombang resonansi itu dilewatkan nyala yang mengandung atom-atom
bersangkutan, maka sebagian cahaya itu akan diserap dan jauhnya penyerapan akan
berbanding lurus dengan banyaknya atom keadaan energi dasar yang berada dalam
nyala. 14
Ada beberapa bagian pokok dalam
setiap peralatan Spektrofotometer Serapan Atom adalah sebagai berikut :
1.
Sumber cahaya
Sumber cahaya berfungsi mengemisikan
spektrum unsur tertentu yang berasal dari lampu katoda.
2.
Medium absorbsi
Medium
absorbsi ini digunakan suatu nyala dimana larutan sampel disemprotkan dengan
kecepatan tetap. Pada nyala terjadi
beberapa tahap seperti pengabutan (nebulasi), penguapan pelarut (desolvasi),
penguapan zat – zat (volatilisasi) dan atomisasi.
3.
Monokromator
Berfungsi
untuk mendispersikan cahaya dan memisahkan menjadi panjang gelombang yang
spesifik untuk setiap unsur.
4.
Detektor
Detektor yang selalu digunakan pada alat SSA adalah suatu
”photomultiplier”. Kepekaan detektor ini sangat baik
pada kisaran 190 – 850 nm. Pada
”photomultiplier” ini energi cahaya diubah menjadi energi listrik.
5.
Rekorder
Rekorder
biasa juga disebut dengan sistem pembacaan, pencatat yang berguna untuk
mengubah atau mencatat sinyal – sinyal listrik yang berasal dari detektor ke
suatu bentuk yang mudah dibaca baik itu berupa meter atau angka yang sesuai
dengan hasil analisa. 14,15,16
Pustaka :
1. Widodo, A. 2005. Pengaruh infus herba meniran (Phyllanthus niruri L) terhadap daya larut kalsium batu kandung
kemih. Skripsi
tidak diterbitkan. Jurusan Farmasi
STIFA. Palu. 7 – 9
2. Sastrohamidjoj, H. 1985. Spektroskopi. Liberty. Yogyakarta.
3. Techron, V. 1979. Analytical
methods for flame spektroscopy varian.
Springvale. Australia.
No comments:
Post a Comment
Sahabat Pengunjung Sawittoku, Mohon untuk meninggalkan saran agar pengembangan kualitas konten blog dapat lebih ditingkatkan.
Demi kenyamanan maka komentar yang mengandung Sara, Pornografi, Perjudian, Pelecehan ataupun sejenisnya dan mengandung Link akan kami jadikan SPAM.Terima Kasih Atas Perhatiannya