Efek samping obat-obat herbal dapat diakibatkan oleh
sebab-sebab intrinsik maupun ekstrinsik. Umur penderita, genetika, kondisi gizi,
adanya penyakit yang pernah diderita dan pengobatan yang sedang dijalani dapat
mempengaruhi risiko dan tingkat keparahan efek samping yang ditimbulkan,
sebagaimana yang muncul pada penggunaan obat herbal dalam jumlah besar atau
sangat beragam atau penggunaan dalam jangka panjang. Baca artikel sebelumnya: penilaian keamanan obat herbal
Klasifikasi efek samping terkait dengan pengobatan herbal
sebagai berikut:
Efek samping herbal yang berasal dari faktor endogen - efek intrinsik
Efek yang berasal dari faktor endogen disebabkan oleh adanya
potensi toksisitas pada obat herbal yang digunakan. Keracunan herbal dapat terjadi karena zat kimia yang terkandung berikut ini:
Efek Samping karena Alkaloid pirolizidin
Alkaloid ini hanya pernah dilaporkan terdapat dalam famili
tumbuhan Boraginaceae, Asteraceae, Leguminosae, Apocynaceae, Ranunculaceae, dan
Scrophulariaceae, dan tidak terdapat dalam semua spesies. Herbal yang
mengandung alkaloid ini antara lain comfrey
(Symphytum spp.), butterbur (Petasites hybridus), alkanet
(Alkanna tinctoria, Boraginaceae), coltsfoot (Tussilago farfara), dan hemp
agrimony (Eupatorium cannabicum,
Asteraceae). Tidak semua alkaloid pirolizidin bersifat toksik, hanya yang tidak
jenuh pada posisi 1,2 (misalnya senesionin).
Alkaloid-alkaloid ini merupakan
toksin hati dan dapat menimbulkan penyakit veno-oklusif pada vena hati dan juga
bersifat hepatokarsinogenik, dan efeknya bersifat kumulatif. Meskipun sangat
toksik, senyawa tersebut secara kimia cukup labil sehingga tidak memiliki
resiko serius seperti dugaan awal, setidaknya dalam obat-obat herbal yang telah
mengalami proses panjang dengan menggunakan panas.
Sebagai contoh, ketika enam
sampel daun comfrey yang
diperdagangkan diuji, tak satupun alkaloid ini yang terdeteksi; namun, dalam
bahan tumbuhan segar, dan juga contoh akar, alkaloid tersebut terdapat dalam
jumlah yang banyak. Dosis maksimum total alkaloid ini yang dianjurkan adalah
kurang dari 1 µg per hari selama kurang dari enam minggu per tahun. Jika produk
herbal yang mengandung alkaloid ini akan digunakan, kandungannya harus
diperkirakan dan jika perlu alkaloid tersebut harus dihilangkan sebelum
digunakan. Baca juga: tanaman herbal yang sering disalahgunakan
Efek samping karena Asam aristolokat
Kebanyakan spesies birthworth
(Aristolochia, dikenal sebagai akar
ular) mengandung senyawa asam aristolokat dan aristolaktam. Senyawa-senyawa ini
dulu digunakan sebagai obat antiradang dan juga sebagai kontrasepsi di India,
dan telah ditemukan sebagai salah satu bahan dalam formula pelangsing badan
bersama dengan deksfenfluramin. Senyawa-senyawa ini tidak lagi digunakan dalam
pengobatan herbal dan dilarang diperdagangkan di Eropa dan Amerika Serikat,
tetapi mungkin terdapat dalam obat-obatan yang diimpor dari Cina, dan A. fangchi telah diketahui menggantikan Stephania tetranda. Asam aristolokat A
bersifat nefrotoksik dan telah menyebabkan beberapa kematian akibat gagal
ginjal. Herba yang mengandung zat-zat ini harus dihindari.
![]() |
Tabel: daftar nama-nama kandungan bahan tanaman herbal yang mempunyai efek samping |
Efek samping sebab Monoterpen dan fenilpropanoid
Kebanyakan monoterpen dan seskuiterpen yang ditemukan
dalam minyak atsiri cukup aman, tetapi menyebabkan iritasi jika digunakan tanpa
diencerkan, dan alergi pada orang-orang yang peka. Namun beberapa senyawa ini
telah terbukti karsinogenik, contohnya safrol (dari kulit kayu Sassafras), dan β-asaron (dari Acorus calamus). Senyawa tersebut
ternyata tidak menimbulkan masalah jika terdapat dalam jumlah yang sedikit
dalam minyak lain. Metistisin, dari pala, bersifat toksik jika dosisnya besar,
dan kemungkinan dimetabolisme secara in
vivo menjadi bentuk metilen dioksimetamfetamin yang bersifat halusinogenik.
Tujon, yang terdapat dalam wormwood (Artemisia absinthium) dan dalam liqueur absinthe, juga bersifat toksik
dan halusinogenik. Baca juga: interaksi obat herbal
Efek samping oleh Lakton seskuiterpen
Senyawa ini terdapat dalam banyak tumbuhan Asteraceae, dan
sering menghasilkan aktivitas biologis herba. Sebagian senyawa ini bersifat
sitotoksik dan sebagian lagi sangat alergenik. Hal ini dapat menimbulkan
masalah jika terdapat kesalahan identifikasi pada, misalnya, mayweed (Anthemis cotula) yang salah diidentifikasi sebagai salah satu
kamomil (Anthemis nobilis atau Matricaria chamaemelum). Antekotulida
adalah salah satu alergen tersebut, dan terdapat dalam beberapa spesies
Compositae.
Efek karena Ester diterpen
Ester-ester forbol, dafnan, dan ingenol ditemukan dalam
tumbuhan Euphorbiaceae dan Thymeliaceae. Beberapa ester sangat proinflamasi dan
diketahui mengaktifkan protein kinase C, dan juga memiliki aktivitas
peningkatan tumor (co-carcinogenetic).
Senyawa yang terpenting adalah tetradekanoil forbol asetat (dulu dikenal
sebagai forbol miristat asetat), yaitu salah satu senyawa yang penting dalam
pemeriksaan biokimia yang digunakan dalam penelitian farmakologis. Beberapa
tumbuhan ini dulu digunakan sebagai laksatif drastik (misalnya croton oil, dari Croton tiglium, Euphorbiaceae), namun kini tidak boleh ada dalam
produk herbal. baca materi terkait: perbandingan obat herbal dengan obat kimia
Efek samping dari Lektin dan aglutinin dalam tumbuhan
Biji jarak, yang digunakan untuk menghasilkan minyak jarak
digunakan dalam obat-obatan dan kosmetik, mengandung lektin yang toksik, yaitu
risin. Senyawa ini didenaturasi selama pembuatan minyak, tetapi minyak
tersebut, dan batang tunas yang tersisa (yang digunakan sebagai pakan hewan)
tidak boleh digunakan sebelum diolah dengan panas. Pokeweed (Phytolacca americana),
yang terkadang digunakan sebagai herba antiradang, mengandung fitoaglutinin
yang disebut mitogen pokeweed.
Mitogen ini telah diketahui menyebabkan gangguan gastrointestinal jika
digunakan dalam bentuk herba segar, tetapi karena labil terhadap panas, senyawa
tersebut dapat terdenaturasi selama pengolahan.
Efek samping dari Furanokumarin
Beberapa furanokumarin (misalnya psoralen, xantotoksin,
dan imperatorin), yang ditemukan dalam giant
hogweed (Heracleum mantegazzianum)
dan tumbuhan Umbeliferae lainnya, serta dalam beberapa kulit jeruk, bersifat
fototoksik dan menyebabkan fotodermatitis dan ruam ketika berkontak. Senyawa
ini memiliki sedikit penggunaan yang resmi pada terapi PUVA (psoralen plus
radiasi UV-A) dalam pengobatan psoriasis, tetapi ini merupakan suatu terapi
yang tak lazim yang hanya digunakan di klinik rumah sakit spesialis.
Senyawa-senyawa ini diketahui membentuk produk adisi dengan DNA. Baca materi awal obat herbal: Tinjauan Khasiat dan keamanan obat herbal
Efek samping sebab Turunan urusiol
Senyawa urusiol, asam anakardat, dan asam ginkgolat
merupakan senyawa fenolat dengan rantai samping yang panjang. Senyawa urusiol
ditemukan dalam poison ivy (Toxicodendron radicans) dan pohon ek
beracun (T. quercifolium) dan dapat
menyebabkan eksim yang parah. Hal ini adalah masalah yang banyak terjadi di
Amerika Serikat, namun lebih sedikit terjadi di Eropa. Asam anakardat kurang
toksik; ditemukan dalam cairan yang melapisi kacang mede (Anacardium occidentale). Asam ginkgolat terkadang diduga
menyebabkan reaksi alergi; namun senyawa ini lebih banyak terdapat dalam buah Ginkgo biloba daripada di dalam daunnya, yang merupakan bagian yang
bermanfaat sebagai obat. Ginkgo
jarang menyebabkan jenis reaksi ini sehingga dalam praktiknya dianggap tidak
membahayakan kesehatan.
Buka Materi Selanjutnya: Efek samping obat herbal akibat faktor luar
Buka Materi Selanjutnya: Efek samping obat herbal akibat faktor luar
No comments:
Post a Comment
Sahabat Pengunjung Sawittoku, Mohon untuk meninggalkan saran agar pengembangan kualitas konten blog dapat lebih ditingkatkan.
Demi kenyamanan maka komentar yang mengandung Sara, Pornografi, Perjudian, Pelecehan ataupun sejenisnya dan mengandung Link akan kami jadikan SPAM.Terima Kasih Atas Perhatiannya