Pengetahuan untuk Hidup lebih Baik

LightBlog

Subscribe Youtube & Dapatkan Video Tips Kesehatan Gratis

Friday 5 April 2013

Golongan obat Tablet berdasarkan Cara Minum dan Fungsi


Nama golongan obat tablet yang digunakan berdasarkan cara minum dan fungsi serta cara kerjanya. Hampir 90 % tablet yang dibuat saat ini penggunaannya melalui mulut. Tablet dapat digolongkan, dengan penggolongan utama berdasarkan cara pemberian atau fungsinya, yaitu :

Tablet Oral untuk Dimakan

1. Tablet Kempa atau Tablet Kempa Standar
Kebanyakan tablet jenis ini mengandung obat yang diharapkan berefek lokal dalam saluran cerna. Obat itu merupakan bentuk obat yang tidak larut dalam air dan obat yang termasuk dalam kategori terapi seperti itu adalah antasida.
2. Tablet Kempa Ganda
Ada dua kelompok tablet yang dikempa beberapa kali yaitu tablet berlapis dan tablet yang disalut dengan pengempaan. Dalam pembuatannya memerlukan lebih dari satu kali tekanan, dan hasilnya menjadi tablet dengan beberapa lapisan atau tablet di dalam tablet. Tablet dalam kategori ini biasanya dibuat untuk salah satu dari kedua alasan, yaitu untuk memisahkan secara fisika atau kimia bahan-bahan yang tidak dapat bercampur, atau untuk menghasilkan produk dengan kerja ulang atau produk dengan kerja yang diperpanjang.
3. Tablet Aksi Diperlama dan Tablet Salut Enterik
Bentuk sediaan tablet aksi diperlama dimaksudkan untuk melepas obat sesudah penundaan beberapa lama, atau setelah tablet melalui satu bagian saluran cerna ke bagian lainnya. Tablet salut enterik merupakan contoh produk tablet aksi diperlama yang paling umum. Tablet salut enterik merupakan tablet yang disalut dengan lapisan yang tidak melarut atau hancur dilambung tapi di usus. Penyalutan enterik digunakan untuk sejumlah terapi, keamanan, dan alasan medis.
4. Tablet Salut Gula dan Tablet Salut Cokelat
Peranan utama kedua tablet salut ini untuk mendapatkan bentuk obat yang menarik, mengkilap, serta mudah untuk menelannya. Selain itu lapisan ini larut dalam air dan cepat terurai begitu ditelan dan dapat melindungi obat dari udara dan kelembapan, memberi rasa atau untuk menghindarkan gangguan dalam pemakaiannya akibat rasa atau bahan obat, dan juga dapat memisahkan bahan-bahan yang tidak bercampur diantara penyalut dan inti tablet, kenyataan ini sudah dipergunakan secara luas dalam membuat multivitamin dan multivitamin yang dikombinasi dengan mineral
5. Tablet Kunyah
Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah di mulut sebelum ditelan dan bukan untuk ditelan utuh. Tujuan dari tablet kunyah adalah untuk memberikan suatu bentuk pengobatan yang dapat diberikan dengan mudah kepada anak-anak atau orang tua, yang mungkin sukar menelan obat utuh. Biasanya digunakan dalam sediaan dari tablet multivitamin, tablet kunyah aspirin, dan antasida.

Tablet yang Digunakan dalam Rongga Mulut

1. Tablet Buccal dan Sublingual
Kedua jenis tablet ini dimaksudkan untuk diletakkan di dalam mulut, agar dapat melepaskan obatnya sehingga diserap langsung oleh selaput lendir mulut. Kedua jenis tablet ini biasanya kecil dan rata, diletakkan di antara pipi dalam dengan gigi (tablet buccal), atau dibawah lidah (tablet sublingual). Obat-obat yang diberikan dengan cara ini dimaksudkan agar memberikan efek sistemik, dan karena itu harus dapat diserap dengan baik oleh selaput lendir mulut. Tablet ini dirancang larut secara lambat, biasanya dalam jangka waktu 15-30 menit, agar penyerapan berlangsung dengan baik.
2. Troches dan Lozenges (Tablet Isap)
Penggunaan kedua jenis tablet ini dimaksudkan untuk memberi efek lokal pada mulut atau kerongkongan. Bentuk tablet ini umumnya digunakan untuk mengobati sakit tenggorokan atau untuk mengurangi batuk pada influenza. Troches dan lozenges biasanya dibuat dengan menggabungkan obat dalam suatu bahan dasar kembang gula yang keras dan beraroma yang menarik.
3. Dental Cones
Dental cones merupakan suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan di dalam akar gigi yang kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri di tempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu senyawa antibakteri yang dilepaskan secara perlahan-lahan, atau untuk mengurangi perdarahan dengan melepaskan suatu astringen atau koagulan.

Tablet yang Diberikan dengan Cara Lain

1. Tablet Implantasi (Tablet Depo)
Tablet ini dimaksudkan untuk ditanam di bawah kulit manusia atau hewan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan efek obat dalam jangka waktu yang lama, berkisar dari satu bulan sampai satu tahun. Biasanya dibuat sedemikian rupa, sehingga obat yang terkandung dilepaskan dengan kecepatan yang konstan.
2. Tablet Vaginal
Tablet ini dimaksudkan agar dapat larut secara perlahan-lahan, dan melepaskan obat yang terkandung di dalamnya ke rongga vagina.

Tablet yang Digunakan untuk Membuat Larutan

1. Tablet Effervescent
Tablet effervescent dimaksudkan untuk menghasilkan larutan secara cepat dengan menghasilkan CO2 secara serentak. Keuntungan tablet effervescent sebagai bentuk obat adalah kemungkinan penyiapan larutan dalam waktu seketika, yang mengandung dosis obat yang tepat. Kerugiannya ialah kesukaran untuk menghasilkan produk yang stabil secara kimia.
2. Tablet Dispensing
Tablet ini dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume tertentu, oleh ahli farmasi atau konsumen, untuk mendapatkan suatu larutan obat dengan konsentrasi tertentu.
3. Tablet Hipodermik
Tablet hipodermik terdiri dari satu obat atau lebih, dengan bahan-bahan lain yang dapat segera larut dalam air, dan dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air yang steril atau air untuk injeksi.
4. Tablet Triturasi
Tablet ini bentuknya kecil dan biasanya silinder, dibuat dengan cetakan atau dibuat dengan kompresi, dan biasanya mengandung sejumlah kecil obat keras. Tablet triturat ini digunakan untuk memberikan jumlah terukur yang tepat untuk peracikan obat.
Pustaka :
1. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. 1995. Farmakope Indonesia. Ed. IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 4-6, 112, 488, 515, 649, 711
2. Ansel, C.H. 1989. Pengantar bentuk sediaan farmasi. Terjemahan Farida Ibrahim. Ed. IV. Universitas Indonesia Press. Jakarta. 97, 143, 244-272
3. Lachman, L., Liebermean, H.A., & Kanig, J.L. 1994. Teori dan praktek farmasi industri. Terjemahan Siti Suyatmi. Ed. III. Universitas Indonesia Press. Jakarta. 644-718
4. Parrot, E.I. 1971. Pharmaceutical technology. Ed. III. Qurgess Publishing Company. Lawa City USA. 125-140
5. Jenkins, G.L., Francke, D.E., Brecht, E.A., & Sperandio, G.J. 1957. Scoville’s : the art of compounding. Ed. IX. McGraw-Hill Book Company Inc. New York. 81-99

1 comment:

  1. KUNJUNGI BLOG KAMI :
    Semoga Bermanfaat..
    • www.raja-bisnisnet.blogspot.co.id
    • www.kompas-net7.blogspot.co.id
    • www.maslukiss.blogspot.co.id
    • www.maslukis.com

    ReplyDelete

Sahabat Pengunjung Sawittoku, Mohon untuk meninggalkan saran agar pengembangan kualitas konten blog dapat lebih ditingkatkan.
Demi kenyamanan maka komentar yang mengandung Sara, Pornografi, Perjudian, Pelecehan ataupun sejenisnya dan mengandung Link akan kami jadikan SPAM.Terima Kasih Atas Perhatiannya