penjelasan dibawah ini bukan hanya pada penyakit diabetes tetapi berlaku sebagai kesalahan umum mengobati penyakit. pengobatan Diabetes melitus menggunakan obat dapat
menimbulkan masalah-masalah terkait obat (drug related problems) yang
dialami oleh penderita. Masalah terkait obat merupakan keadaan ketidaksesuaian dalam pencapaian tujuan pengobatan diabetes sebagai akibat pemberian obat.
Aktivitas untuk meminimalkannya merupakan bagian dari proses pelayanan
kefarmasian (Hepler, 2003). . Masalah terkait obat tersebut secara lebih rinci
menurut Cipolle, Strand dan Morley (1998) sebagai kesalahan tersering saat mengobati penyakit diabetes adalah sebagai berikut.
Adanya indikasi penyakit yang tidak tertangani
Penderita DM bisa mengalami komplikasi yang
tidak diharapkan, oleh karena itu perlu mencermati apakah ada indikasi penyakit
yang tidak diobati. Adanya indikasi penyakit yang tidak tertangani ini dapat disebabkan
oleh:
a. Penderita mengalami gangguan medis baru
yang memerlukan terapi obat
b. Penderita memiliki penyakit kronis lain
yang memerlukan keberlanjutan terapi obat
c. Penderita mengalami gangguan medis yang memerlukan kombinasi farmakoterapi untuk menjaga efek sinergi/potensiasi obat
c. Penderita mengalami gangguan medis yang memerlukan kombinasi farmakoterapi untuk menjaga efek sinergi/potensiasi obat
d. Penderita berpotensi untuk mengalami risiko
gangguan penyakit baru yang dapat dicegah dengan penggunaan terapi obat
profilaktik atau premedikasi. Lihat disini: cara benar mengobati diabetes
Pemberian obat tanpa indikasi
lihat artikel berikut ini: cara benar memilih obat diabetes
Pemberian obat tanpa indikasi disamping
merugikan penderita secara finansial juga dapat merugikan penderita dengan
kemungkinan munculnya efek yang tidak dikehendaki. Pemberian obat tanpa
indikasi ini dapat disebabkan oleh:
a. Penderita menggunakan obat yang tidak
sesuai dengan indikasi penyakit pada saat ini
b. penyakit penderita terkait dengan
penyalahgunaan obat, alkohol atau merokok
c. kondisi medis penderita lebih baik
ditangani dengan terapi non obat
d. penderita memperoleh polifarmasi untuk
kondisi yang indikasinya cukup mendapat terapi obat tunggal
e. penderita memperoleh terapi obat untuk
mengatasi efek obat yang tidak dikehendaki yang disebabkan oleh obat lain yang
seharusnya dapat diganti dengan obat yang lebih sedikit efek sampingnya
Pemilihan obat tidak tepat/salah obat
Pemilihan obat yang tidak tepat dapat
mengakibatkan tujuan terapi tidak tercapai sehingga penderita dirugikan.
Pemilihan obat yang tidak tepat dapat disebabkan oleh:
a. Penderita memiliki masalah kesehatan,
tetapi obat yang digunakan tidak efektif
b. Penderita alergi dengan obat yang diberikan
c. Penderita menerima obat tetapi bukan yang
paling efektif untuk indikasi yang diobati
d. Obat yang digunakan berkontraindikasi,
misalnya penggunaan obat obat hipoglikemik oral golongan sulfonylurea harus
hati-hati atau dihindari pada penderita lanjut usia, wanita hamil, penderita
dengan gangguan fungsi hati, atau gangguan fungsi ginjal yang parah.
e. Obat yang digunakan efektif tetapi bukan
yang paling murah
f. Obat yang digunakan efektif tetapi bukan
yang paling aman
g. Penderita resisten dengan obat yang
digunakan
h. Penderita menolak terapi obat yang
diberikan, misalnya pemilihan bentuk sediaan yang kurang tepat
i. Penderita menerima kombinasi produk obat
yang tidak perlu, misalnya polifarmasi sesama obat hipoglikemik oral yang
bekerja pada titik tangkap kerja yang sama dan diberikan pada saat yang
bersamaan.
Dosis obat sub terapeutik
Pemberian obat dengan dosis sub terapeutik
mengakibatkan ketidakefektifan terapi obat. Hal ini dapat disebabkan oleh:
a. Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk
menghasilkan respon yang dikehendaki
b. Konsentrasi obat dalam plasma penderita
berada di bawah rentang terapi yang dikehendaki
c. Saat profilaksis tidak tepat bagi penderita
d. Obat, dosis, rute, formulasi tidak sesuai
e. Fleksibilitas dosis dan interval tidak
sesuai
f. Terapi obat dialihkan terutama untuk uji
klinis
Dosis obat berlebih (over dosis)
Pemberian obat dengan dosis berlebih
mengakibatkan efek hipoglikemia dan kemungkinan munculnya toksisitas. Hal ini dapat
disebabkan oleh:
a. Dosis obat terlalu tinggi untuk penderita
b. Konsentrasi obat dalam plasma penderita di
atas rentang terapi yang dikehendaki
c. Dosis obat penderita dinaikkan terlalu
cepat
d. Penderita mengakumulasi obat karena
pemberian yang kronis
e. Obat, dosis, rute, formulasi tidak sesuai
f. Fleksibilitas dosis dan interval tidak
sesuai: Lihat juga: informasi lengkap obat insulin
Efek obat yang tidak dikehendaki (adverse drug reactions)
Munculnya efek obat yang tidak dikehendaki
dapat disebabkan oleh:
a. Obat diberikan terlalu cepat, misalnya pada
penggunaan insulin diberikan terlalu cepat sering terjadi efek hipoglikemia.
b. Penderita alergi dengan pengobatan yang
diberikan.
c. Penderita teridentifikasi faktor risiko
yang membuat obat ini terlalu berisiko untuk digunakan
d. Penderita pernah mengalami reaksi
idiosinkrasi terhadap obat yang diberikan
e. Ketersediaan hayati obat berubah sebagai
akibat terjadinya interaksi dengan obat lain atau dengan makanan.
Untuk terapi insulin, efek obat yang tidak
dikehendaki yang paling sering terjadi adalah hipoglikemia. Keadaan ini dapat
terjadi akibat:
● Dosis insulin yang berlebihan
● Saat pemberian yang tidak tepat
● Pemakaian glukosa yang berlebihan misalnya
olahraga anaerobic berlebihan
● Faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan
kepekaan individu terhadap insulin, misalnya gangguan fungsi adrenal atau
hipofisis.
Hipoglikemia yang cukup parah dapat terjadi
dalam 10 sampai 15 menit setelah pemberian insulin. Oleh sebab itu jangan
mengabaikan tandatanda awal terjadinya hipoglikemia, antara lain badan terasa
lemas, pusing dan kepala terasa ringan, pandangan berkunang-kunang,
kadangkadang pandangan menjadi gelap (pitam), mengantuk bukan pada jam tidur,
keluar keringat dingin, berkeringat berlebihan, merasa lapar, gemetar, serta
penderita tampak gugup dan bingung. Insulin juga dapat mengakibatkan efek obat
yang tidak dikehendaki berupa bertambahnya berat badan, terutama pada penderita
DM tipe 2 yang memang sudah kelebihan berat badan. Efek obat yang tidak dikehendaki
yang juga mungkin terjadi pada pemakaian insulin jangka panjang adalah
lipodistrofi atau hilangnya jaringan lemak pada tempat penyuntikan, dan
kadang-kadang dapat terjadi reaksi alergi termasuk edema.
5.7. Interaksi obat
Interaksi obat yang mungkin timbul dari
pemakaian insulin dengan obat hipoglikemik oral atau dengan obat yang lain
dapat dilihat pada referensi yang lebih detil, misalnya BNF terbaru, Stokley's
Drug Interactions dan lain sebagainya. lihat indikasi obat insulin. Obat-obat tersebut di bawah ini
merupakan contoh obat obat yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah sehingga memungkinkan
adanya kebutuhan peningkatan dosis insulin maupun obat hipoglikemik oral yang
diberikan.
Baca juga: Pengobatan tepat pasien stroke
untuk membeli obat resep diabetes secara online, dapat mengunjungi apotik terpercaya kami Obatlife.com
Baca juga: Pengobatan tepat pasien stroke
untuk membeli obat resep diabetes secara online, dapat mengunjungi apotik terpercaya kami Obatlife.com
Sumber : Ebook Pharmacetical Care Diabetes Mellitus. DepKes RI.
No comments:
Post a Comment
Sahabat Pengunjung Sawittoku, Mohon untuk meninggalkan saran agar pengembangan kualitas konten blog dapat lebih ditingkatkan.
Demi kenyamanan maka komentar yang mengandung Sara, Pornografi, Perjudian, Pelecehan ataupun sejenisnya dan mengandung Link akan kami jadikan SPAM.Terima Kasih Atas Perhatiannya