Pengetahuan untuk Hidup lebih Baik

LightBlog

Subscribe Youtube & Dapatkan Video Tips Kesehatan Gratis

Sunday 22 January 2017

Makalah Lengkap Metabolisme Karbohidrat

Makalah lengkap yang membahas tentang materi metabolisme karbohidrat mencakup klasifikasi karbohidrat, penyerapan, metabolisme energi tahap glikolisis dan bagian lainnya.
Pengertian Karbohidrat mempunyai komposisi kimia yang mengandung C, H dan O. Semakin kompleks susunan komposisi kimia, maka akan semakin sulit dicerna. Hidrogen dan oksigen biasanya berada dalam rasio yang sama seperti yang terdapat dalam molekul air yaitu H2O (2H dan 1O).

Pengkalsifikasian Karbohidrat

Klasifikasi karbohidrat menurut urutan kompleksitas terdiri dari monosakarida, disakarida, trisakarida dan polisakarida.

Monosakarida

atau gula sederhana yang penting mencakup pentosa (C5H10O5) yaitu gula dengan 5 atom C   dan heksosa (C6H12O6). Pentosa terdapat di alam dalam jumlah sedikit.  Pentosa dapat dihasilkan melalui hidrolisis pentosan yang terdapat dalam kayu, janggel jagung, kulit oil, jerami. Pentosa terdiri dari arabinosa, ribosa, dan xilosa.  
Heksosa bersifat lebih umum dan lebih penting dalam pakan dibandingkan dengan monosakarida lainnya.  Heksosa terdiri dari fruktosa, galaktosa, manosa dan glukosa.  Fruktosa (levulosa) terdapat bebas dalam buah yang masak dan dalam madu. Galaktosa berada dalam senyawa dengan glukosa membentuk laktosa (gula susu).  Glukosa (dekstrosa) terdapat dalam madu, dan bentuk inilah yang terdapat dalam darah.

Disakarida 

dibentuk oleh kombinasi kimia dari dua molekul monosakarida dengan pembebasan satu molekul air.  Bentuk disakarida yang umum adalah sukrosa, maltosa, laktosa dan selobiosa.  Sukrosa merupakan gabungan dari glukosa dan fruktosa  dengan ikatan a (1- 5) yang dikenal sebagai gula dalam kehidupan sehari-hari.  Sukrosa umumnya terdapat dalam gula tebu, gula bit serta gula mapel.  Maltosa merupakan gabungan glukosa dan glukosa dengan ikatan a (1 -4). Maltosa terbentuk dari proses hidrolisa pati.  Laktosa (gula susu) terbentuk dari gabungan galaktosa dan glukosa dengan ikatan b (1 - 4).  Selubiosa merupaka gabungan dari glukosa dan glukosa dengan ikatan b (1 - 4).  Selubiosa adalah sakarida yang terbentuk dari sesulosa sebagai hasil kerja enzim selulose yang berasal dari mikroorganisme.

Trisakarida 

terdiri dari melezitosa dan rafinosa.  Rafinosa terdiri dari masing-masing satu molekul glukosa, galaktosa dan fruktosa.  Dalam jumlah tertentu terdapat dalam gula bit dan biji kapas. Melezitosa terdiri dari dua molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.

Polisakarida

tersusun atas sejumlah molekul gula sederhana.  Kebanyakan polisakarida berbentuk heksosan yang tersusun dari gula heksosa, tetapi ada juga pentosan yang tersusun oleh gula pentosa, disamping juga ada yang dalam bentuk campuran yaitu kitin, hemiselolusa, musilage dan pektin. Polisakarida heksosan merupakan komponen utama dari zat-zat makanan yang terdapat dalam bahan asal tanaman. Heksosan terdiri dari selulosa, dekstrin, glikogen, inulin dan pati.  
Pati terdiri dari a amilosa [ikatan a (1 - 4)] dan amilopektin [ikatan a (1 - 4) dan a (1 - 6)].  Pati merupakan persediaan utama makanan pada kebanyakan tumbuh-tumbuhan, apabila terurai akan menjadi dekstrin [glukosa, ikatan  a (1 - 4) dan a (1 - 6)], kemudian menjadi maltosa dan akhirnya menjadi glukosa. Pati merupakan sumber energi yang sangat baik bagi ternak.  Selulosa [glukosa, ikatan b (1 - 4)] menyusun sebagian besar struktur tanaman, sifatnya lebih kompleks dan tahan terhadap hidrolisa dibandingkan dengan pati.
Sebagian besar cadangan karbohidrat dalam tubuh hewan berada dalam bentuk glikogen [glukosa, ikatan a (1 - 4) dan a (1 - 6)] yang terdapat dalam hati dan otot.  Glikogen larut dalam air dan hasil akhir hidrolisa adalah glukosa.  Glikogen dan pati merupakan bentuk simpan atau cadangan untuk gula.  Inulin [fruktosa, ikatan b (2 - 1)] adalah polisakarida yang apabila dihidrolisa akan dihasilkan fruktosa.  Polisakarida ini merupakan cadangan (sebagai ganti pati), khususnya dalam tanaman yang disebut artichke Yerusalem (seperti tanaman bunga matahari). Inulin digunakan untuk pengujian clearance rate pada fungsi ginjal karena zat tersebut melintas dengan bebas melalui glomerulus ginjal dan tidak di sekresi atau diserap oleh tubuh ginjal.  Kitin merupakan polisakarida campuran yang terdapat dalam eksoskeleton (kulit yang keras) pada berbagai serangga. 
Anonim. Jalur dari metabolisme karbohidrat.

Pencernaan dan Penyerapan Karbohidrat

Karbohidrase merupakan enzim-enzim yang memecah karbohidrat menjadi gula-gula yang lebih sederhana. Amilase berfungsi merombak pati menjadi gula-gula yang lebih sederhana. Oligisakaride memecah trigliserida menjadi gula sederhana.
Disakarida sukrosa dan maltosa dihidrolisis oleh sukrase dan maltase. Sekresi saliva umumnya mengandung enzim amilase.  Pati yang tidak dirombak dalam proventrikulus oleh amilase air liur, dalam lingkungan netral usus dengan cepat diubah menjadi maltosa oleh amilase pankreas.  Dalam cairan usus mungkin terdapat juga sedikit amilase.  Disakarida maltosa, sukrosa dan laktosa dirombak oleh enzim-enzim khusus yaitu maltase, sekrase dan laktase.  Enzim-enzim ini dan enzim-enzim yang lain yang dihasilkan oleh sel-sel usus tidak sepenuhnya terdapat dalam keadaan bebas di dalam rongga usus. 
Hal ini terbukti karena ekstrak bebas sel dari cairan usus hanya mengandung sedikit enzim tersebut.  Tetapi enzim-enzim tersebut terdapat pada permukaan mikrovilus yang merupakan batas dari sel absorpsi vilus tersebut.  Pada waktu masuk ke batas ini, disakarida tersebut dihidrolisis, semua menghasilkan glukosa, di samping itu sukrosa menghasilkan juga fruktosa, dan laktosa menghasilkan galaktosa. Monosakarida ini juga diabsorpsi oleh sel-sel absorpsi, tetapi mekanisme transport aktifnya belum dapat dipastikan.  Sebagian besar penyerapan merupakan suatu proses aktif dan bukan sekedar suatu proses yang pasif.  
Hal ini diperlihatkan dari kemampuan sel-sel epitel untuk menyerap secara selektif zat-zat seperti glukosa, galaktosa dan fruktosa dalam konsentrasi yang tidak sama.  Glukosa diserap lebih cepat dari fruktosa, sepanjang epitelnya masih hidup dan tidak rusak. Akan tetapi, setelah unggas mati, ketiga macam gula sederhana itu akan melintasi mukosa dengan kecepatan yang sama, karena yang bekerja hanyalah kekuatan fisik dalam bentuk penyerapan pasif. 
Glikogen, karbohidrat khas hewan, berfungsi sebagai simpanan jangka pendek, yang dapat dipergunakan secara cepat jika gula yang tersedia dalam darah atau tempat lain telah habis. Glikogen dapat disimpan dalam kebanyakan sel, terutama dalam sel-sel hati dan otot.  Pada waktu melalui hati, kelebihan gula yang diserap dari usus diambil oleh sel hati dan diubah menjadi glikogen. 
Hormon insulin yang dihasilkan oleh kelompok-kelompok sel endokrin pankreas, yaitu pulau Langerhans, mengontrol pengambilan glukosa oleh sel-sel dan sintesis glikogen. Peningkatan gula dalam darah merangsang sel-sel pankreas untuk memproduksi insulin. Insulin diangkut melalui darah ke seluruh tubuh tempat zat ini merangsang sintesis glikogen dalam sel otot dan hati. Reaksi kebalikannya, yaitu perombakan glikogen menjadi glukosa diatur oleh enzim pankreas, glukagon, dan oleh epinefrin. Tetapi sel-sel otot tidak mempunyai enzim untuk mengubah glukosa-6-fosfat menjadi glukosa, sehingga glikogen otot hanya dapat dipergunakan sebagai penimbunan energi untuk sel otot.  
Setelah proses penyerapan melalui dinding usus halus, sebagian besar monosakarida dibawa oleh aliran darah ke hati.  Di dalam hati, monosakarida mengalami proses sintesis menghasilkan glikogen, oksidasi menjadi CO2 dan H2O, atau dilepaskan untuk dibawa dengan aliran darah ke bagian tubuh yang memerlukannya.  Sebagian lain, monosakarida dibawa langsung ke sel jaringan organ tertentu dan mengalami proses metabolisme lebih lanjut.

Metabolisme Energi dari Karbohidrat

Metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi dimulai dari masuknya glukosa asal darah ke dalam sel.  Disini terjadilah proses glikolisis tahap pertama yang dimulai dengan reaksi antara glukosa dengan ATP (adenosin tri phosphat) dengan adanya enzim glukokinase (yang memerlukan ion Mg2+ sebagai kofaktor) dalam rangka melakukan fosforilasi (pemasukan satu gugus fosfat) glukosa menjadi glukosa-6-fosfat, dengan menghasilkan ADP (adenosin di phosphat). 
Tahap Reaksi Karbohidrat
Reaksi tahap kedua merupakan isomerisasi glukosa-6-fosfat diubah menjadi fruktosa-6-fosfat, yang dikatalisis oleh fosfoheksoisomerase.  Reaksi tahap ketiga adalah pemasukan gugus fosfat dari ATP, dikatalisis oleh fosfofruktokinase dengan ion Mg2+ sebagai kofaktor dan terbentuklah fruktosa-1,6-difosfat dengan meninggalkan lagi ADP.
Reaksi tahap keempat merupakan pemecahan senyawa karbohidrat beratom enam menjadi dua senyawa beratom tiga.  Fruktosa-1,6-difosfat dengan bantuan enzim aldolase, dipecah menjadi dua molekul triosa fosfat yaitu 3, gliseraldehida 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat.  Selanjutnya terjadi reaksi isomerisasi bolak-balik antara kedua senyawa beratom tiga ini dikatalisis oleh triosafosfat isomerase.  
Dalam keadaan normal dihidroksiaseton fosfat diubah seluruhnya menjadi gliseraldehida 3-fosfat sehingga kemungkinan hilangnya setengah dari energi molekul glukosa dapat dicegah.  Dapat dikatakan disini, pemecahan satu molekul fruktosa 1,6-fosfat menghasilkan dua molekul gliseraldehida 3-fosfat. Tahap-tahap reaksi satu sampai empat memerlukan energi dan gugus fosfat dari penguraian ATP menjadi ADP.
Reaksi tahap kelima merupakan perubahan gliseraldehida 3-fosfat menjadi asam 1,3-difosfogliserat, yang melibatkan reaksi pemasukan satu gugus fosfat dari asam fosfat (buka dari ATP) dan oksidasi molekul aldehida menghasilkan molekul asam karboksilat.  Reaksi ini dikatalisis oleh gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase dan dirangkaikan dengan reaksi reduksi pembentukan NADH (bentuk reduksi dari nikotinamid adenin dinukleotida) dari NAD+ (bentuk oksidasinya).  Reaksi tahap kelima dalam tahap glikolisis merupakan reaksi pertama yang menghasilkan energi.
Tahap keenam, satu dari dua buah ikatan antara asam fosfat dengan asam gliserat dalam molekul asam 1,3-difosfogliserat adalah suatu ikatan anhidrida yang dalam proses pemecahannya menghasilkan energi untuk pembentukan ATP dari ADP dan Pi.  Reaksi ini dikatalisis oleh fosfogliserat kinase (dengan ion magnesium sebagai kofaktor) dengan menghasilkan asam 3-fosfogliserat.
Reaksi tahap ketujuh adalah isomerasi asam gliserat 3-fosfat menjadi asam gliserat 2-fosfat, dikatalisis oleh fosfogliserat mutase dengan ion magnesium atau ion mangan sebagai kofaktor.
Reaksi tahap kedelapan adalah enzim enolase melepaskan satu molekul H2O dari asam gliserat 2-fosfat menghasilkan asam fosfoenolpiruvat dengan ion magnesium atau ion mangan sebagai kofaktor.
Reaksi tahap kesembilan atau terakhir dari glikolisis adalah pembentukan asam piruvat dari asam fosfoenolpiruvat melalui senyawa antara asam enolpiruvat. Dalam  reaksi  yang  dikatalisis  oleh  piruvat  kinase  (ion  magnesium  atau  sebagaikofaktor) gugus fosfat yang dilepaskan oleh fosfoenolpiruvat dipakai untuk mensintesis ATP dari ADP.  Perubahan enolpiruvat ke asam piruvat terjadi secara spontan.
Anonim. Mekanisme metabolisme karbohidrat


Tahapan glikolisis

secara menyeluruh dibagi menjadi dua bagian.  Bagian pertama meliputi tahap reaksi enzim yang memerlukan ATP, yaitu tahap reaksi dari glukosa sampai dengan pembentukan fruktosa 6-fosfat, yang menggunakan dua molekul ATP untuk tiap satu molekul glukosa yang dioksidasi.  Bagian kedua meliputi tahap reaksi yang menghasilkan energi (ATP dan NADH), yaitu dari gliseraldehida 3-fosfat sampai dengan piruvat.  Dari bagian kedua ini dihasilkan dua molekul NADH dan empat molekul ATP untuk tiap molekul glukosa yang dioksidasi (atau untuk dua molekul gliseraldehida 3-fosfat yang dioksidasi). Karena satu molekul NADH yang masuk rantai pengangkutan elektron dapat menghasilkan tiga molekul ATP, maka tahap reaksi bagian kedua ini menghasilkan 10 molekul ATP.  Dengan demikian keseluruhan proses glikolisis menghasilkan 10 - 2 = 8 molekul ATP untuk tiap molekul glukosa yang dioksidasi.
Selanjutnya asam piruvat diubah melalui salah satu jalur berikut ini.
1.      Dapat masuk ke mitokondria lalu ikut dalam siklus asam trikarboksilat (siklus asam sitrat, siklus Krebs) untuk melakukan oksidasi dan fosforilasi ADP menjadi ATP dalam sistem sitokrom (ini adalah jalur yang paling sering terjadi pada asam piruvat).
2.      Dapat direduksi membentuk asam laktat dan bersifat reversibel.
3.      Dapat diubah kembali menjadi karbohidrat melalui glikoneogenesis (kebalikan dari glikolisis).
4.      Dapat direduksi kembali menjadi asam malat lalu masuk dalam siklus Krebs.
5.      Dapat dioksidasi menjadi asam oksaloasetat dalam siklus Krebs.
6.      Dapat diubah menjadi asam amino alanin melalui transaminasi.
Hal ini semua adalah jalur yang mungkin dijalani oleh asam piruvat, dan ini tergantung pada metabolisme sel waktu itu.  Selama proses glikolisis, setiap molekul glukosa membentuk dua molekul asam piruvat yang kesemuanya terjadi di sito plasma sel.
Reaksi oksidasi piruvat hasil glikolisis menjadi atetil koenzim A merupakan tahap reaksi penghubung yang penting antara glikolisis dengan jalur metabolisme lingkar asam trikarboksilat (siklus Krebs).  Reaksi yang dikatalisis oleh kompleks piruvat dehidrogenase dalam matriks mitokondria melibatkan tiga macam enzim (piruvat dehidrogenase, dihidrolipoil transasetilase dan dihidrolipoil dehidrogenase), lima macam koenzim tiaminpirofosfat, asam lipoat, koenzim A, flavin adenin dinukleotida dan nikotinamid adenin dinukleotida), dan berlangsung dalam lima tahap reaksi. 
Piruvat + NAD+ + koenzim A menjadi  asetilkoenzim A + NADH + CO2
Tahap reaksi pertama dikatalisis oleh piruvat dehidrogenase yang menggunakan tiamin pirofosfat sebagai koenzimnya.  Dekarboksilasi piruvat menghasilkan senyawa a-hidroksietil yang terikat pada gugus cincin tiazol dari tiamin pirofosfat.  Pada tahap reaksi kedua, a-hidroksietil didehidrogenase menjadi asetil yang kemudian dipindahkan dari tiamin pirofosfat ke atom S dari koenzim yang berikutnya, yaitu asam lipoat, yang terikat pada enzim dihidrolipoil transasetilase.  
Dalam hal ini gugus disulfida dari asam lipoat diubah menjadi bentuk reduksinya, yaitu gugus sulfhidril.  Pada tahap reaksi ketiga, gugus asetil dipindahkan dengan perantaraan enzimdari gugus lipoil pada asam dihidrolipoat, ke gugus tiol (sulfhidril pada koenzim A). Kemudian asetilkoenzim A dibebaskan dari sistem enzim kompleks piruvat dehidrogenase.  
Pada tahap reaksi keempat, gugus ditiol pada gugus lipoil yang terikat pada dihidrolipoil transasetilase dioksidasi kembali menjadi bentuk disulfidanya dengan enzim dihidrolipoil dehidrogenase yang berikatan dengan FAD (flavin adenin dinukleotida).  Pada tahap kelima atau terakhir, FADH2 (bentuk reduksi dari FAD)  yang tetap terikat pada enzim, dioksidasi kembali oleh NAD+ (nikotinamid adenin dinukleotida) menjadi FAD, sedangkan NAD+ berubah menjadi NADH (bentuk reduksi dari NAD+).
Siklus Krebs terjadi di dalam mitokondria dan membutuhkan oksigen agar dapat berlangsung.  Asam piruvat yang berasal dari glikolisis, begitu masuk ke dalam mitokondria diubah menjadi asetil koenzim A.  Kemudian bersamaan dengan berlangsungnya proses oksidasi dalam siklus Krebs, pasangan-pasangan atom hidrogen (2H) dilepaskan bersama dengan CO2.  Atom-atom hidrogen tersebut menyajikan ion H+ atau proton dan elektron yang kemudian masuk ke dalam sistem transport elektron mitokondria. Ion hidrogen dan elektron di pungut oleh molekul NAD+ (nikotinamid adenin dinukleotid), mereduksi NAD+ menjadi NADH.  NADH merupakan pengantara siklus Krebs dan enzim dalam membran dalam mitokondria yang akan mengangkut elektron melalui sistem sitokrom dari rantai respirasi.
NADH mentransfer proton dan elektron dan terbentuklah FMN (flavin mononukleotid).  Kemudian menurut teori kemiosmotik, MFN mengambil proton dari bagian dalam membran, hingga tereduksi menjadi FMNH2.  Kemudian dua atom H-nya dilepaskan dan ditransfer ke membran mitokondria eksterior dan dilepas berupa proton (H+).  Pada saat yang sama, dua elektron itu menggabung ke molekul ubikuinon atau koenzim Q, yang kemudian mengambil atom-atom H. Kemudian dilepaskanlah satu elektron ke sitokrom C1 dan lainnya ke sitokrom b dari membran mitokondria.  Elektron-elektron kemudia ditransfer ke sitokrom a dan a3, dari sinilah elektron bergabung dengan atom oksigen dan dua proton untuk membentuk molekul air.
Dalam urutan oksidasi reduksi yang terjadi di dalam membran serta melintas membran mitokondria, tiap dua proton yang melintas membran dan masuk, akan menyebabkan fosfat anorganik melekat pada ADP karena adanya perbedaan potensial listrik, lalu terbentuklah ATP. Kecepatan reaksi ini akan meningkat oleh adanya sistem enzim.
Secara lebih terperinci, tahap-tahap reaksi pada siklus Krebs dapat diuraikan pada bagian berikut ini.  Pada tahap pertama, enzim sitrat sintase mengkatalisis reaksi kondensasi antara asetil koenzim A dengan oksaloasetat menghasilkan sitrat.  Reaksi ini merupakan suatu reaksi kondensasi aldol antara gugus metil dari asetil koenzim A dan gugus karbonil dari oksaloasetat dimana terjadi hidrolisis ikatan tioester dan pembentukan senyawa koenzim A bebas.
Tahap reaksi kedua merupakan pembentukan isositrat dari sitrat melalui cis-akonitat yang dikatalisis secara reversibel oleh enzim akonitase.  Enzim ini mengkatalisis reaksi reversibel penambahan H2O pada ikatan rangkap cis-akotinat dalam dua arah, yang satu ke pembentukan sitrat dan yang lain ke pembentukan isositrat.
Reaksi tahap ketiga adalah oksidasi isositrat menjadi a-ketoglutarat yang berlangsung melalui pembentukan senyawa antara oksalosuksinat yang yang berikatan dengan enzim isositrat dehidrogenase dengan NAD berperan sebagai koenzimnya.
Tahap reaksi keempat adalah oksidasi a-ketoglutarat menjadi suksinat melalui pembentukan suksinil koenzim A.  Pembentukan suksinil koenzim A dari a-ketoglutarat adalah reaksi yang irreversibel dan dikatalisis oleh enzim kompleks a-ketoglutarat dehidrogenase.  Reaksi ini berlangsung dengan melibatkan koenzim pirofosfat, asam lipoat, koenzim A, FAD dan NAD+.
Suksinil koenzim A adalah suatu senyawa tioester berenergi tinggi. Selanjutnya suksinil koenzim A melepaskan koenzim A-nya dengan dirangkaikan dengan reaksi pembentukan energi, GTP (guanosin trifosfat) dari GDP (guanosin difosfat) dan fosfat.   Reaksi ini dikatalisis oleh enzim suksinil koenzim A sintetase yang khas untuk GDP.  Selanjutnya GTP yang terbentuk dari reaksi ini digunakan untuk sintesis ATP dari ADP dengan enzim nukleotide difosfat kinase.
Pada reaksi tahap kelima, suksinat dioksidasi menjadi fumarat oleh enzim suksinat dehidrogenase yang berikatan dengan FAD sebagai koenzimnya.  Enzim ini terikat kuat pada membran dalam mitokondria.  Dalam reaksi ini FAD berperan sebagai gugus penerima hidrogen.
Reaksi tahap keenam merupakan reaksi reversibel penambahan satu molekul H2O ke ikatan rangkap fumarat yang menghasilkan L-malat dengan dikatalisis oleh enzim fumarase tanpa koenzim.  Enzim ini bersifat stereospesifik, bertindak hanya terhadap bentuk L-stereoisomer dari malat.  Dalam reaksi ini fumarase mengkatalisis proses penambahan trans atom H dan gugus OH ke ikatan rangkap fumarat.
Reaksi tahap ketujuh atau terakhir adalah L-malat dioksidasi menjadi oksaloasetat oleh enzim L-malat dehidrogenase yang berikatan dengan NAD.  Reaksi ini adalah endergonik tetapi laju reaksinya berjalan lancar ke kanan. Hal ini dimungkinkan karena reaksi berikutnya, yaitu reaksi kondensasi oksaloasetat dengan asetil koenzim A adalah reaksi eksergonik yang irreversibel. Malat dehidrogenase adalah enzim yang bersifat stereospesifik untuk bentuk L-stereoisomer dari malat.
Hasil neto dari siklus Krebs serta sistem transport sitokrom adalah untuk menghasilkan tiga ATP lebih banyak dari ADP untuk tiap pasang atom H yang dilepaskan selama siklus tersebut, dan hal ini terjadi melalui fosforilasi oksidatif.  Di sini juga dihasilkan tiga molekul CO2 dan tiga molekul H2O. 
Karena ada dua molekul piruvat yang terbentuk dari tiap molekul glukosa, siklus Krebs bekerja dua kali untuk tiap molekul glukosa yang dipecahkan.  Oleh karena itu, pada dasarnya akan diperoeleh empat pasang atom hidrogen untuk tiap siklus.  Dua siklus akan menghasilkan 8 x 3 = 24 ATP, dan dua ATP neto dari glikolisis, ditambah empat ATP lagi dari pembentuk FAD yang tereduksi selama siklus Krebs.  Di samping itu juga dua lagi ATP dari fosforilasi oksidatif pada tingkat substrat, yang kesemuanya menjadi 32 ATP, enam lagi masih mungkin dari generasi glikolitik dari NADH2.
Jadi dapat dinyatakan 38 molekul ATP dihasilkan dari degradasi satu molekul glukosa.  ATP yang terbentuk itu merupakan sumber energi yang siap untuk tiap kegiatan biologi termasuk kontraksi otot, sekresi kelenjar, konduksi saraf, absorpsi aktif dan transport membran. 
Lihat makalah lainnya: Makalah Pemeriksaan Laboratorium Lengkap
Piruvat, dengan adanya NADH, H+ dan enzim laktik dehidrogenase, membentuk laktat dan NAD.  Dengan pengubahan yang bersifat enzimatis, laktat kemudian dikonversikan kembali menjadi piruvat yang kemudian masuk siklus Krebs untuk oksidasi lengkap seperti yang telah dikemukakan sebelumnya.  Hasil akhirnya selalu CO2, H2O dan energi yang siap digunakan dalam bentuk ATP. Sebagian dari glukosa yang masuk ke dalam sel tidak mengalami katabolisme menjadi piruvat oleh glikolisis, tetapi membentuk glikogen secara anabolis melalui proses yang disebut glikoneogenesis, sehingga glukosa untuk sementara dapat disimpan dalam hati. Proses ini kemudian diikuti oleh proses kebalikannya, yaitu glikogenolisis yang merupakan pemecahan cadangan glikogen menjadi glukosa-6-fosfat pada beberapa sel, atau langsung menjadi glukosa seperti yang terjadi di hati.

Glukosa tidaklah harus selalu masuk ke sel dari kapiler darah.  Beberapa sel terutama sel hati, dapat menghasilkan glukosa dari substrat dan bukan dari karbohidrat.  Hal ini adalah pembentukan glukosa dari sel-sel lemak atau protein di dalam hati, untuk aliran darah, yang disebut dengan proses glukoneogenesis.  Hal ini pada dasarnya ini terjadi ketika tingkat glukosa darah menurun, atau ketika jumlah glukosa yang masuk ke dalam sel tidak mencukupi dan cadangan glikogen terpakai habis.

Rujukan: Pengantar Ilmu Ternak. Dr. Ir. Wahyu Widodo. MS

No comments:

Post a Comment

Sahabat Pengunjung Sawittoku, Mohon untuk meninggalkan saran agar pengembangan kualitas konten blog dapat lebih ditingkatkan.
Demi kenyamanan maka komentar yang mengandung Sara, Pornografi, Perjudian, Pelecehan ataupun sejenisnya dan mengandung Link akan kami jadikan SPAM.Terima Kasih Atas Perhatiannya