Makalah lengkap yang membahas tentang materi metabolisme karbohidrat mencakup klasifikasi karbohidrat, penyerapan, metabolisme energi tahap glikolisis dan bagian lainnya.
Pengertian Karbohidrat mempunyai komposisi
kimia yang mengandung C, H dan O. Semakin kompleks susunan komposisi kimia, maka akan semakin sulit
dicerna. Hidrogen dan oksigen biasanya
berada dalam rasio yang sama seperti yang terdapat dalam molekul air yaitu H2O
(2H dan 1O).
Pengkalsifikasian Karbohidrat
Klasifikasi karbohidrat
menurut urutan kompleksitas terdiri dari monosakarida, disakarida, trisakarida
dan polisakarida.
Monosakarida
atau gula
sederhana yang penting mencakup pentosa (C5H10O5)
yaitu gula dengan 5 atom C dan heksosa
(C6H12O6). Pentosa terdapat di alam dalam jumlah sedikit. Pentosa dapat dihasilkan melalui hidrolisis
pentosan yang terdapat dalam kayu, janggel jagung, kulit oil, jerami. Pentosa terdiri dari arabinosa, ribosa, dan
xilosa.
Heksosa bersifat lebih umum dan
lebih penting dalam pakan dibandingkan dengan monosakarida lainnya. Heksosa terdiri dari fruktosa, galaktosa,
manosa dan glukosa. Fruktosa (levulosa)
terdapat bebas dalam buah yang masak dan dalam madu. Galaktosa berada dalam senyawa dengan glukosa
membentuk laktosa (gula susu). Glukosa
(dekstrosa) terdapat dalam madu, dan bentuk inilah yang terdapat dalam darah.
Disakarida
dibentuk oleh
kombinasi kimia dari dua molekul monosakarida dengan pembebasan satu molekul
air. Bentuk disakarida yang umum adalah
sukrosa, maltosa, laktosa dan selobiosa.
Sukrosa merupakan gabungan dari glukosa dan fruktosa dengan ikatan a (1- 5) yang dikenal sebagai
gula dalam kehidupan sehari-hari.
Sukrosa umumnya terdapat dalam gula tebu, gula bit serta gula
mapel. Maltosa merupakan gabungan
glukosa dan glukosa dengan ikatan a (1 -4). Maltosa terbentuk dari proses hidrolisa
pati. Laktosa (gula susu) terbentuk dari
gabungan galaktosa dan glukosa dengan ikatan b (1 - 4). Selubiosa merupaka gabungan dari glukosa dan
glukosa dengan ikatan b (1 -
4). Selubiosa adalah sakarida yang
terbentuk dari sesulosa sebagai hasil kerja enzim selulose yang berasal dari
mikroorganisme.
Trisakarida
terdiri dari
melezitosa dan rafinosa. Rafinosa
terdiri dari masing-masing satu molekul glukosa, galaktosa dan fruktosa. Dalam jumlah tertentu terdapat dalam gula bit
dan biji kapas. Melezitosa terdiri dari dua molekul glukosa dan satu molekul
fruktosa.
Polisakarida
tersusun atas
sejumlah molekul gula sederhana.
Kebanyakan polisakarida berbentuk heksosan yang tersusun dari gula
heksosa, tetapi ada juga pentosan yang tersusun oleh gula pentosa, disamping
juga ada yang dalam bentuk campuran yaitu kitin, hemiselolusa, musilage dan
pektin. Polisakarida heksosan merupakan
komponen utama dari zat-zat makanan yang terdapat dalam bahan asal tanaman. Heksosan terdiri dari selulosa, dekstrin, glikogen,
inulin dan pati.
Pati terdiri dari a
amilosa [ikatan a (1 -
4)] dan amilopektin [ikatan a (1 -
4) dan a (1 -
6)]. Pati merupakan persediaan utama
makanan pada kebanyakan tumbuh-tumbuhan, apabila terurai akan menjadi dekstrin
[glukosa, ikatan a (1 -
4) dan a (1 -
6)], kemudian menjadi maltosa dan akhirnya menjadi glukosa. Pati merupakan sumber energi yang sangat
baik bagi ternak. Selulosa [glukosa,
ikatan b (1 -
4)] menyusun sebagian besar struktur tanaman, sifatnya lebih kompleks dan tahan
terhadap hidrolisa dibandingkan dengan pati.
Sebagian besar cadangan karbohidrat dalam tubuh hewan berada dalam
bentuk glikogen [glukosa, ikatan a (1 - 4) dan a (1 -
6)] yang terdapat dalam hati dan otot.
Glikogen larut dalam air dan hasil akhir hidrolisa adalah glukosa. Glikogen dan pati merupakan bentuk simpan
atau cadangan untuk gula. Inulin
[fruktosa, ikatan b (2 -
1)] adalah polisakarida yang apabila dihidrolisa akan dihasilkan fruktosa. Polisakarida ini merupakan cadangan (sebagai
ganti pati), khususnya dalam tanaman yang disebut artichke Yerusalem (seperti
tanaman bunga matahari). Inulin
digunakan untuk pengujian clearance rate pada fungsi ginjal karena zat tersebut
melintas dengan bebas melalui glomerulus ginjal dan tidak di sekresi atau
diserap oleh tubuh ginjal. Kitin
merupakan polisakarida campuran yang terdapat dalam eksoskeleton (kulit yang
keras) pada berbagai serangga.
Lihat juga: Makalah Lengkap Biokimia Protein
Anonim. Jalur dari metabolisme karbohidrat. |
Pencernaan dan Penyerapan Karbohidrat
Karbohidrase merupakan
enzim-enzim yang memecah karbohidrat menjadi gula-gula yang lebih sederhana.
Amilase berfungsi merombak pati menjadi gula-gula yang lebih sederhana. Oligisakaride memecah trigliserida menjadi
gula sederhana.
Disakarida sukrosa dan
maltosa dihidrolisis oleh sukrase dan maltase. Sekresi saliva umumnya mengandung
enzim amilase. Pati yang tidak dirombak
dalam proventrikulus oleh amilase air liur, dalam lingkungan netral usus dengan
cepat diubah menjadi maltosa oleh amilase pankreas. Dalam cairan usus mungkin terdapat juga
sedikit amilase. Disakarida maltosa,
sukrosa dan laktosa dirombak oleh enzim-enzim khusus yaitu maltase, sekrase dan
laktase. Enzim-enzim ini dan enzim-enzim
yang lain yang dihasilkan oleh sel-sel usus tidak sepenuhnya terdapat dalam
keadaan bebas di dalam rongga usus.
Hal
ini terbukti karena ekstrak bebas sel dari cairan usus hanya mengandung sedikit
enzim tersebut. Tetapi enzim-enzim
tersebut terdapat pada permukaan mikrovilus yang merupakan batas dari sel
absorpsi vilus tersebut. Pada waktu
masuk ke batas ini, disakarida tersebut dihidrolisis, semua menghasilkan
glukosa, di samping itu sukrosa menghasilkan juga fruktosa, dan laktosa
menghasilkan galaktosa. Monosakarida ini
juga diabsorpsi oleh sel-sel absorpsi, tetapi mekanisme transport aktifnya
belum dapat dipastikan. Sebagian besar
penyerapan merupakan suatu proses aktif dan bukan sekedar suatu proses yang
pasif.
Hal ini diperlihatkan dari
kemampuan sel-sel epitel untuk menyerap secara selektif zat-zat seperti
glukosa, galaktosa dan fruktosa dalam konsentrasi yang tidak sama. Glukosa diserap lebih cepat dari fruktosa,
sepanjang epitelnya masih hidup dan tidak rusak. Akan tetapi, setelah unggas mati, ketiga
macam gula sederhana itu akan melintasi mukosa dengan kecepatan yang sama,
karena yang bekerja hanyalah kekuatan fisik dalam bentuk penyerapan pasif.
Glikogen, karbohidrat khas
hewan, berfungsi sebagai simpanan jangka pendek, yang dapat dipergunakan secara
cepat jika gula yang tersedia dalam darah atau tempat lain telah habis. Glikogen dapat disimpan dalam kebanyakan sel,
terutama dalam sel-sel hati dan otot.
Pada waktu melalui hati, kelebihan gula yang diserap dari usus diambil
oleh sel hati dan diubah menjadi glikogen.
Hormon insulin yang dihasilkan oleh kelompok-kelompok sel endokrin
pankreas, yaitu pulau Langerhans, mengontrol pengambilan glukosa oleh sel-sel
dan sintesis glikogen. Peningkatan gula
dalam darah merangsang sel-sel pankreas untuk memproduksi insulin. Insulin diangkut melalui darah ke seluruh
tubuh tempat zat ini merangsang sintesis glikogen dalam sel otot dan hati. Reaksi kebalikannya, yaitu perombakan
glikogen menjadi glukosa diatur oleh enzim pankreas, glukagon, dan oleh
epinefrin. Tetapi sel-sel otot tidak
mempunyai enzim untuk mengubah glukosa-6-fosfat menjadi glukosa, sehingga
glikogen otot hanya dapat dipergunakan sebagai penimbunan energi untuk sel
otot.
Setelah proses penyerapan
melalui dinding usus halus, sebagian besar monosakarida dibawa oleh aliran
darah ke hati. Di dalam hati,
monosakarida mengalami proses sintesis menghasilkan glikogen, oksidasi menjadi
CO2 dan H2O, atau dilepaskan untuk dibawa dengan aliran darah ke bagian tubuh
yang memerlukannya. Sebagian lain,
monosakarida dibawa langsung ke sel jaringan organ tertentu dan mengalami
proses metabolisme lebih lanjut.
Lihat juga : Makalah Lengkap Dermatitis dan Pengobatannya
Metabolisme Energi dari Karbohidrat
Reaksi tahap keempat merupakan
pemecahan senyawa karbohidrat beratom enam menjadi dua senyawa beratom
tiga. Fruktosa-1,6-difosfat dengan
bantuan enzim aldolase, dipecah menjadi dua molekul triosa fosfat yaitu 3,
gliseraldehida 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat. Selanjutnya terjadi reaksi isomerisasi
bolak-balik antara kedua senyawa beratom tiga ini dikatalisis oleh triosafosfat
isomerase.
Dalam keadaan normal
dihidroksiaseton fosfat diubah seluruhnya menjadi gliseraldehida 3-fosfat
sehingga kemungkinan hilangnya setengah dari energi molekul glukosa dapat
dicegah. Dapat dikatakan disini,
pemecahan satu molekul fruktosa 1,6-fosfat menghasilkan dua molekul gliseraldehida
3-fosfat. Tahap-tahap reaksi satu sampai empat memerlukan energi dan gugus
fosfat dari penguraian ATP menjadi ADP.
Reaksi tahap kelima merupakan
perubahan gliseraldehida 3-fosfat menjadi asam 1,3-difosfogliserat, yang
melibatkan reaksi pemasukan satu gugus fosfat dari asam fosfat (buka dari ATP)
dan oksidasi molekul aldehida menghasilkan molekul asam karboksilat. Reaksi ini dikatalisis oleh gliseraldehida
3-fosfat dehidrogenase dan dirangkaikan dengan reaksi reduksi pembentukan NADH
(bentuk reduksi dari nikotinamid adenin dinukleotida) dari NAD+
(bentuk oksidasinya). Reaksi tahap
kelima dalam tahap glikolisis merupakan reaksi pertama yang menghasilkan
energi.
Tahap keenam, satu dari dua
buah ikatan antara asam fosfat dengan asam gliserat dalam molekul asam
1,3-difosfogliserat adalah suatu ikatan anhidrida yang dalam proses
pemecahannya menghasilkan energi untuk pembentukan ATP dari ADP dan Pi. Reaksi ini dikatalisis oleh fosfogliserat
kinase (dengan ion magnesium sebagai kofaktor) dengan menghasilkan asam
3-fosfogliserat.
Reaksi tahap ketujuh adalah
isomerasi asam gliserat 3-fosfat menjadi asam gliserat 2-fosfat, dikatalisis
oleh fosfogliserat mutase dengan ion magnesium atau ion mangan sebagai
kofaktor.
Reaksi tahap kedelapan adalah
enzim enolase melepaskan satu molekul H2O dari asam gliserat
2-fosfat menghasilkan asam fosfoenolpiruvat dengan ion magnesium atau ion
mangan sebagai kofaktor.
Reaksi tahap kesembilan atau
terakhir dari glikolisis adalah pembentukan asam piruvat dari asam
fosfoenolpiruvat melalui senyawa antara asam enolpiruvat. Dalam reaksi
yang dikatalisis oleh
piruvat kinase (ion
magnesium atau sebagaikofaktor) gugus fosfat yang dilepaskan
oleh fosfoenolpiruvat dipakai untuk mensintesis ATP dari ADP. Perubahan enolpiruvat ke asam piruvat terjadi
secara spontan.
Anonim. Mekanisme metabolisme karbohidrat |
Tahapan
glikolisis
Selanjutnya asam piruvat diubah
melalui salah satu jalur berikut ini.
1.
Dapat masuk ke mitokondria lalu ikut dalam siklus
asam trikarboksilat (siklus asam sitrat, siklus Krebs) untuk melakukan oksidasi
dan fosforilasi ADP menjadi ATP dalam sistem sitokrom (ini adalah jalur yang
paling sering terjadi pada asam piruvat).
2.
Dapat direduksi membentuk asam laktat dan bersifat
reversibel.
3.
Dapat diubah kembali menjadi karbohidrat melalui
glikoneogenesis (kebalikan dari glikolisis).
4.
Dapat direduksi kembali menjadi asam malat lalu
masuk dalam siklus Krebs.
5.
Dapat dioksidasi menjadi asam oksaloasetat dalam
siklus Krebs.
6.
Dapat diubah menjadi asam amino alanin melalui
transaminasi.
Hal ini semua adalah jalur yang
mungkin dijalani oleh asam piruvat, dan ini tergantung pada metabolisme sel
waktu itu. Selama proses glikolisis,
setiap molekul glukosa membentuk dua molekul asam piruvat yang kesemuanya terjadi
di sito plasma sel.
Reaksi oksidasi piruvat hasil
glikolisis menjadi atetil koenzim A merupakan tahap reaksi penghubung yang
penting antara glikolisis dengan jalur metabolisme lingkar asam trikarboksilat
(siklus Krebs). Reaksi yang dikatalisis
oleh kompleks piruvat dehidrogenase dalam matriks mitokondria melibatkan tiga
macam enzim (piruvat dehidrogenase, dihidrolipoil transasetilase dan
dihidrolipoil dehidrogenase), lima macam koenzim tiaminpirofosfat, asam lipoat,
koenzim A, flavin adenin dinukleotida dan nikotinamid adenin dinukleotida), dan
berlangsung dalam lima tahap reaksi.
Piruvat + NAD+ +
koenzim A menjadi asetilkoenzim A + NADH
+ CO2
Tahap reaksi pertama
dikatalisis oleh piruvat dehidrogenase yang menggunakan tiamin pirofosfat
sebagai koenzimnya. Dekarboksilasi
piruvat menghasilkan senyawa a-hidroksietil
yang terikat pada gugus cincin tiazol dari tiamin pirofosfat. Pada tahap reaksi kedua, a-hidroksietil
didehidrogenase menjadi asetil yang kemudian dipindahkan dari tiamin pirofosfat
ke atom S dari koenzim yang berikutnya, yaitu asam lipoat, yang terikat pada
enzim dihidrolipoil transasetilase.
Dalam hal ini gugus disulfida dari asam lipoat diubah menjadi bentuk
reduksinya, yaitu gugus sulfhidril. Pada
tahap reaksi ketiga, gugus asetil dipindahkan dengan perantaraan enzimdari
gugus lipoil pada asam dihidrolipoat, ke gugus tiol (sulfhidril pada koenzim
A). Kemudian asetilkoenzim A dibebaskan dari sistem enzim kompleks piruvat
dehidrogenase.
Pada tahap reaksi
keempat, gugus ditiol pada gugus lipoil yang terikat pada dihidrolipoil
transasetilase dioksidasi kembali menjadi bentuk disulfidanya dengan enzim
dihidrolipoil dehidrogenase yang berikatan dengan FAD (flavin adenin
dinukleotida). Pada tahap kelima atau
terakhir, FADH2 (bentuk reduksi dari FAD) yang tetap terikat pada enzim, dioksidasi
kembali oleh NAD+ (nikotinamid adenin dinukleotida) menjadi FAD,
sedangkan NAD+ berubah menjadi NADH (bentuk reduksi dari NAD+).
Siklus Krebs terjadi di dalam
mitokondria dan membutuhkan oksigen agar dapat berlangsung. Asam piruvat yang berasal dari glikolisis,
begitu masuk ke dalam mitokondria diubah menjadi asetil koenzim A. Kemudian bersamaan dengan berlangsungnya proses
oksidasi dalam siklus Krebs, pasangan-pasangan atom hidrogen (2H) dilepaskan
bersama dengan CO2. Atom-atom hidrogen tersebut menyajikan ion H+ atau proton dan
elektron yang kemudian masuk ke dalam sistem transport elektron
mitokondria. Ion hidrogen dan elektron
di pungut oleh molekul NAD+ (nikotinamid adenin dinukleotid), mereduksi
NAD+ menjadi NADH. NADH
merupakan pengantara siklus Krebs dan enzim dalam membran dalam mitokondria
yang akan mengangkut elektron melalui sistem sitokrom dari rantai respirasi.
NADH mentransfer proton dan
elektron dan terbentuklah FMN (flavin mononukleotid). Kemudian menurut teori kemiosmotik, MFN
mengambil proton dari bagian dalam membran, hingga tereduksi menjadi FMNH2. Kemudian dua atom H-nya dilepaskan dan
ditransfer ke membran mitokondria eksterior dan dilepas berupa proton (H+). Pada saat yang sama, dua elektron itu
menggabung ke molekul ubikuinon atau koenzim Q, yang kemudian mengambil
atom-atom H. Kemudian dilepaskanlah satu
elektron ke sitokrom C1 dan lainnya ke sitokrom b dari membran
mitokondria. Elektron-elektron kemudia
ditransfer ke sitokrom a dan a3, dari sinilah elektron bergabung
dengan atom oksigen dan dua proton untuk membentuk molekul air.
Dalam urutan oksidasi reduksi
yang terjadi di dalam membran serta melintas membran mitokondria, tiap dua
proton yang melintas membran dan masuk, akan menyebabkan fosfat anorganik
melekat pada ADP karena adanya perbedaan potensial listrik, lalu terbentuklah
ATP. Kecepatan reaksi ini akan meningkat
oleh adanya sistem enzim.
Secara lebih terperinci,
tahap-tahap reaksi pada siklus Krebs dapat diuraikan pada bagian berikut
ini. Pada tahap pertama, enzim sitrat
sintase mengkatalisis reaksi kondensasi antara asetil koenzim A dengan
oksaloasetat menghasilkan sitrat. Reaksi
ini merupakan suatu reaksi kondensasi aldol antara gugus metil dari asetil koenzim
A dan gugus karbonil dari oksaloasetat dimana terjadi hidrolisis ikatan
tioester dan pembentukan senyawa koenzim A bebas.
Tahap reaksi kedua merupakan
pembentukan isositrat dari sitrat melalui cis-akonitat yang dikatalisis secara
reversibel oleh enzim akonitase. Enzim
ini mengkatalisis reaksi reversibel penambahan H2O pada ikatan
rangkap cis-akotinat dalam dua arah, yang satu ke pembentukan sitrat dan yang
lain ke pembentukan isositrat.
Reaksi tahap ketiga adalah
oksidasi isositrat menjadi a-ketoglutarat
yang berlangsung melalui pembentukan senyawa antara oksalosuksinat yang yang
berikatan dengan enzim isositrat dehidrogenase dengan NAD berperan sebagai
koenzimnya.
Tahap reaksi keempat adalah
oksidasi a-ketoglutarat
menjadi suksinat melalui pembentukan suksinil koenzim A. Pembentukan suksinil koenzim A dari a-ketoglutarat
adalah reaksi yang irreversibel dan dikatalisis oleh enzim kompleks a-ketoglutarat
dehidrogenase. Reaksi ini berlangsung
dengan melibatkan koenzim pirofosfat, asam lipoat, koenzim A, FAD dan NAD+.
Suksinil koenzim A adalah suatu
senyawa tioester berenergi tinggi. Selanjutnya suksinil koenzim A melepaskan
koenzim A-nya dengan dirangkaikan dengan reaksi pembentukan energi, GTP
(guanosin trifosfat) dari GDP (guanosin difosfat) dan fosfat. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim suksinil
koenzim A sintetase yang khas untuk GDP.
Selanjutnya GTP yang terbentuk dari reaksi ini digunakan untuk sintesis
ATP dari ADP dengan enzim nukleotide difosfat kinase.
Pada
reaksi tahap kelima, suksinat dioksidasi menjadi fumarat oleh enzim suksinat
dehidrogenase yang berikatan dengan FAD sebagai koenzimnya. Enzim ini terikat kuat pada membran dalam
mitokondria. Dalam reaksi ini FAD
berperan sebagai gugus penerima hidrogen.
Reaksi tahap keenam merupakan
reaksi reversibel penambahan satu molekul H2O ke ikatan rangkap
fumarat yang menghasilkan L-malat dengan dikatalisis oleh enzim fumarase tanpa
koenzim. Enzim ini bersifat
stereospesifik, bertindak hanya terhadap bentuk L-stereoisomer dari malat. Dalam reaksi ini fumarase mengkatalisis
proses penambahan trans atom H dan gugus OH ke ikatan rangkap fumarat.
Reaksi tahap ketujuh atau
terakhir adalah L-malat dioksidasi menjadi oksaloasetat oleh enzim L-malat
dehidrogenase yang berikatan dengan NAD.
Reaksi ini adalah endergonik tetapi laju reaksinya berjalan lancar ke
kanan. Hal ini dimungkinkan karena
reaksi berikutnya, yaitu reaksi kondensasi oksaloasetat dengan asetil koenzim A
adalah reaksi eksergonik yang irreversibel. Malat dehidrogenase adalah enzim yang bersifat stereospesifik untuk
bentuk L-stereoisomer dari malat.
Hasil neto dari siklus Krebs
serta sistem transport sitokrom adalah untuk menghasilkan tiga ATP lebih banyak
dari ADP untuk tiap pasang atom H yang dilepaskan selama siklus tersebut, dan
hal ini terjadi melalui fosforilasi oksidatif.
Di sini juga dihasilkan tiga molekul CO2 dan tiga molekul H2O.
Karena ada dua molekul piruvat
yang terbentuk dari tiap molekul glukosa, siklus Krebs bekerja dua kali untuk
tiap molekul glukosa yang dipecahkan. Oleh karena itu, pada dasarnya akan diperoeleh
empat pasang atom hidrogen untuk tiap siklus.
Dua siklus akan menghasilkan 8 x 3 = 24 ATP, dan dua ATP neto dari
glikolisis, ditambah empat ATP lagi dari pembentuk FAD yang tereduksi selama
siklus Krebs. Di samping itu juga dua
lagi ATP dari fosforilasi oksidatif pada tingkat substrat, yang kesemuanya
menjadi 32 ATP, enam lagi masih mungkin dari generasi glikolitik dari NADH2.
Jadi dapat dinyatakan 38
molekul ATP dihasilkan dari degradasi satu molekul glukosa. ATP yang terbentuk itu merupakan sumber
energi yang siap untuk tiap kegiatan biologi termasuk kontraksi otot, sekresi
kelenjar, konduksi saraf, absorpsi aktif dan transport membran.
Lihat makalah lainnya: Makalah Pemeriksaan Laboratorium Lengkap
Piruvat, dengan adanya NADH, H+
dan enzim laktik dehidrogenase, membentuk laktat dan NAD. Dengan pengubahan yang bersifat enzimatis,
laktat kemudian dikonversikan kembali menjadi piruvat yang kemudian masuk
siklus Krebs untuk oksidasi lengkap seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. Hasil akhirnya selalu CO2, H2O
dan energi yang siap digunakan dalam bentuk ATP. Sebagian dari glukosa yang
masuk ke dalam sel tidak mengalami katabolisme menjadi piruvat oleh glikolisis,
tetapi membentuk glikogen secara anabolis melalui proses yang disebut
glikoneogenesis, sehingga glukosa untuk sementara dapat disimpan dalam
hati. Proses ini kemudian diikuti oleh
proses kebalikannya, yaitu glikogenolisis yang merupakan pemecahan cadangan
glikogen menjadi glukosa-6-fosfat pada beberapa sel, atau langsung menjadi
glukosa seperti yang terjadi di hati.
Glukosa tidaklah harus selalu
masuk ke sel dari kapiler darah.
Beberapa sel terutama sel hati, dapat menghasilkan glukosa dari substrat
dan bukan dari karbohidrat. Hal ini adalah
pembentukan glukosa dari sel-sel lemak atau protein di dalam hati, untuk aliran
darah, yang disebut dengan proses glukoneogenesis. Hal ini pada dasarnya ini terjadi ketika
tingkat glukosa darah menurun, atau ketika jumlah glukosa yang masuk ke dalam
sel tidak mencukupi dan cadangan glikogen terpakai habis.
Rujukan: Pengantar Ilmu Ternak. Dr. Ir. Wahyu Widodo. MS
No comments:
Post a Comment
Sahabat Pengunjung Sawittoku, Mohon untuk meninggalkan saran agar pengembangan kualitas konten blog dapat lebih ditingkatkan.
Demi kenyamanan maka komentar yang mengandung Sara, Pornografi, Perjudian, Pelecehan ataupun sejenisnya dan mengandung Link akan kami jadikan SPAM.Terima Kasih Atas Perhatiannya