Pengertian Dermatitis adalah merupakan epidermo-dermatitis dengan gejala subyektif pruritus. Obyektif tampak
inflamasi eritema, vesikula, eksudasi, dan pembentukan sisik. Tanda-tanda
polimorfik tersebut tidak selalu timbul pada saat yang sama. Penyakit
bertendensi residif dan menjadi kronis. Sinonim dermatitis adalah eksem. Ada yang membedakan antara
dermatitis dan eksem, tetapi pada umumnya menganggap sama.
Eksim
atau Dermatitis adalah istilah kedokteran
untuk kelainan kulit yang mana kulit tampak meradang dan iritasi. Keradangan
ini bisa terjadi dimana saja namun yang paling sering terkena adalah tangan dan
kaki. Jenis eksim yang paling sering dijumpai adalah eksim atopik atau dermatitis atopik. Gejala eksim akan mulai muncul
pada masa anak anak terutama saat mereka berumur diatas 2 tahun. (lihat juga: cara mengobati sakit lambung) Pada beberapa
kasus, eksim akan menghilang dengan bertambahnya usia, namun tidak sedikit pula
yang akan menderita seumur hidupnya. Dengan pengobatan yang tepat, penyakit ini
dapat dikendalikan dengan baik sehingga mengurangi angka kekambuhan.
Dermatitis ada yang didasari oleh faktor endogen, misalnya dermatitis atopik, dermatitis kontak, dan sebagainya. Tetapi kebanyakan penyebab dermatitis ini belum diketahui secara pasti. Sedangkan bila ditinjau dari jenis kelainannya, maka dermatitis atopik adalah dermatitis yang paling sering dibahas, mengingat insidensnya yang cenderung terus meningkat dan dampak yang dapat ditimbulkannya pada kualitas hidup pasien maupun keluarganya.
Dermatitis ada yang didasari oleh faktor endogen, misalnya dermatitis atopik, dermatitis kontak, dan sebagainya. Tetapi kebanyakan penyebab dermatitis ini belum diketahui secara pasti. Sedangkan bila ditinjau dari jenis kelainannya, maka dermatitis atopik adalah dermatitis yang paling sering dibahas, mengingat insidensnya yang cenderung terus meningkat dan dampak yang dapat ditimbulkannya pada kualitas hidup pasien maupun keluarganya.
Imunitas
seluler menurun pada 80% penderita dermatitis
alergi. Sehingga pada umumnya penderita ini mudah mengalami infeksi. Oleh
karena itu, sebaiknya penderita menjaga kondisi tubuhnya agar selalu vit dengan
berolah raga teratur, makan yang bergizi (bisa ditambahkan madu), istirahat
yang cukup serta yang terpenting menjauhi stress emosional. (lihat disini: cara mendeteksi penyakit kanker dalam tubuh)Penderita juga
sebaiknya jangan berdekatan dengan penderita cacar air, herpes zoster atau
penyakit kulit lainnya karena akan mudah tertular. Untuk pemilihan obat dermatitis yang tepat sebaiknya anda periksakan diri
dan konsultasi ke dokter spesialis kulit.
B.
Penyebab Terjadinya Dermatitis: Lihat selengkapnya: penyebab penyakit dermatitis
Penyebab
dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia, fisik
(contoh : sinar), mikroorganisme (bakteri, jamur); dapat pula dari dalam
(endogen), misalnya dermatitis atopik. Sebagian lain tidak diketahui pasti.
Banyak macam dermatitis yang belum diketahui patogenesisnya, terutama yang penyebabnya
fakktor endogen. Yang telah banyak dipelajari adalah tentang dermatitis kontak,
baik yang tipe alergik maupun iritan primer.
Pada
umumnya penderita dermatitis mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada
stadium penyakit, batasnya dapat tegas dapat pula tidak tegas, penyebarannya
dapat setempat, generalisata, bahkan universalis. Pada stadium akut kelainan
kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi, sehingga
tampak basah (medidans). Stadium subakut, eritema berkurang, eksudat mengering
menjadi krusta. Sedang pada stadium kronis tampak lesi kronis, skuama,
hiperpigmentasi, likenifikasi, dan papul, mungkin juga terdapat erosi atau
ekskoriasi karena garukan. Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja
sejak awal suatu dermatitis memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit
stadium kronis. Demikian pula jenis efloresensinya tidak selalu harus
polimorfi, mungkin hanya oligomorfi. Baca juga: cara menyembuhkan sakit maag
Tiap
tiap orang mempunyai pencetus eksim yang berbeda beda. Ada orang yang setelah memegang sabun atau
deterjen akan merasakan gatal yang luar biasa, ada pula yang disebabkan oleh
bahan atau alat rumah tangga yang lain. Gejala yang timbul pun bervariasi, ada
yang gatalnya ringan tetapi rasa panas yang dominan, ada pula yang sebaliknya.
Infeksi saluran nafas bagian atas atau flu juga bisa menjadi pencetus timbulnya
eksim. Stress yang dialami penderita akan membuat gejala menjadi lebih buruk.
Meskipun
penyembuhan eksim sangat sulit dilakukan, namun pada banyak kasus, pasien dapat
mengurangi terjadinya kekambuhan dengan melakukan pengobatan yang tepat dan
menghindari iritan/alergen yang menyebabkan eksim. Perlu diingat, penyakit ini
tidak menular dan tidak akan menyebar dari satu orang ke orang yang lain.
Hingga
kini belum ada kesepakatan internasional mengenai tatanaman dan klasifikasi
dermatitis, tidak hanya karena penyebab dermatitis yang multi faktor, tetapi juga
karena seseorang dapat menderita lebih dari satu jenis dermatitis pada waktu
yang bersamaan atau bergantian. Ada yang memberi nama berdasarkan etiologi
(contoh : dermatitis kontak, radiodermatitis, dermatitis medikamentosa), morfologi
(contoh : dermatitis papulosa, dermatitis vesikulosa, dermatitis medidasns,
dermatitis eksfoliativa), bentuk (contoh : dermatitis numularis), lokalisasi
(contoh : dermatitis interdigitalis, dermatitis intertriginosa, dermatitis
manus, dermatitis generalisata), dan ada pula yang berdasarkan lama atau
stadium penyakit (contoh : dermatitis akut, dermatitis subakut, dermatitis
kronis).
Perubahan
histopatologi dermatitis terjadi pada epidermis dan dermis, bergantung pada
stadiumnya. Pada stadium akut kelainan di epidermis
berupa vesikel atau bula, spongiosis, edema intrasel, dan eksositosis, terutama
sel mononuklear. Dermis sebab, pembuluh darah melebar, ditemukan sebukan terutama
sel mononuklear; eosinofil kadang ditemukan, bergantung pada penyebab
dermatitis.
Kelainan
pada stadium subakut hampir seperti stadium akut, jumlah
vesikel di epidermis berkurang, spongiosis masih jelas, epidermis tertutup
krusta, dan parakeratosis; edema di dermis berkurang, vasodilatasi masih tampak
jelas, demikian pula sebukan sel radang. lihat juga: bahaya dari kelainan usus
Epidermis
pada stadium kronis, hiperkeratosis, parakeratosis,
akantosis, rete ridges memanjang, kadang ditemukan spongiosis ringan;
vesikel tidak ada lagi. Papila dermis memanjang (papilamatosis), dinding
pembuluh darah menebal, dermis terutama di bagian atas bersebukan sel radang
mononuklear, jumlah fibroblas dan kolagen bertambah. Eksema dapat dipicu oleh
beberapa hal, antara lain:
- Keringnya kulit
- Iritasi oleh sabun, detergen, pelembut pakaian, dan bahan kimia lain
- Menciptakan kondisi yang terlalu hangat untuk anak, misalnya membungkus anak dengan pakaian berlapis-lapis
- Alergi atau intoleransi terhadap makanan tertentu
- Alergi terhadap tungau debu, serbuk sari tanaman, atau bulu hewan
- Virus dan infeksi lain
- Perjalanan ke negara dengan iklim berbeda
C. Gejala
Gejala
eksim akan mulai muncul pada masa anak anak terutama saat mereka berumur diatas
2 tahun. Pada beberapa kasus, eksim akan menghilang dengan bertambahnya usia,
namun tidak sedikit pula yang akan menderita seumur hidupnya. Dengan pengobatan
yang tepat, penyakit ini dapat dikendalikan dengan baik sehingga mengurangi
angka kekambuhan.
Harus
diperhatikan juga tentang gejala lainnya yang mungkin dapat membantu mengenali
dermatitis bila seseorang mengalaminya. Adapun gejala-gejalanya sebagai berikut
:
1.
Terdapat tanda-tanda infeksi, meliputi area yang besah
atau adanya pus.
2.
Kulit terbuka, meradang atau sangat merah disertai rasa
terbakar atau panas disekitar daerah yang terinfeksi.
3.
Ruam menyebar dan mengakibatkan rasa tidak nyaman yang
berlangsung lebih dari 3 minggu.
4.
Timul vesikel (tonjolan kecil berisih cairan jernih).
5.
Terdapat bagian bersisik putih diarea terebut, atau
sangat mengelupas.
6.
Kulit menjadi sangat kering, keras dan kaku.
7.
Pasien adalah anak-anak atau usia lanjut.
Lihat makalah lainnya disini: Makalah pemeriksaan laboratorium lengkap
D. Terapi,
Pencegahan (Pengobatan) Dermatitis
Pada
terapi ada beberapa anjuran yang harus dilakukuan guna penyembuhan dermatitis
itu sendiri dalam hal ini terdapat penjelasan dari setiap terapi, yaitu :
1. Antihistamin
dan Antialergi
Ø Antihistamin
memredakan dermatitis yang diinduksikan oleh alergi, bekerja terutama pada
reseptor histamin H.
Ø Perhatikan
bahwa beberapa antihistamin menyebabkan mengantuk. Tidak boleh diberikan pada
pasien yang mengemudi atau beroperasi mesin.
2. Antihistamin/Antipruritus
Topikal
Ø Memberi
tahu kepada pasien untuk menggunakan preparat anti gatal dengan tepat. Beberapa
produk harus digosokkan secara topikal, sedangkan yang lain digunakan sewaktu
mandi.
Ø Hindari
kontak dengan mata atau puting susu bila sedang masa menyusui. Anti-Infeksi
Topikal.
Ø Beberapa
anti-infeksi topikal mengandung antibiotik sehingga dapat digunakan untuk
mengobati dermatitis yang terinfeksi.
3. Anti-infeksi
Topikal dengan korfikosteroid
Kortikosteroid yang
terkandung dalam preparat mi digunakan untuk menekan peradangan akibat
dermatitis. Obat tersebut berguna pada berbagai tipe dermatitis yang
terinfeksi.
4. Kortikosteroid
topikal
Ø Obat-obat
seperti steroid sebaiknya digunakan hanya pada daerah yang meradang.
Ø Tidak
dianjurkan untuk menggunakan preparat mi pada luka terbuka atau pada wajah.
5. Pelindung
kulit
Ø Beberapa
bahan yang terkandung dalam pelembab dan emolien dapat memperburuk kondisi
kulit.
Ø Pelembab
sebaiknya dioleskan sesering mungkin untuk menghindari kekeringan kulit yang
meluas.
6. Preparat
Psoriasis, Seboroik dan Iktiosis
Obat-obat yang
termasuk dalam kelompok ini digunakan untuk mengobati kondisi dermatitis
seboroik.
The Marigold, Minyak
Evening, Primrose Marine E, Latio Calamin, Baking Soda, Multivitamin dan
Mineral, Vitamin A, C, dan E dan Zing, Ekstrak Kulit Kayu Cemara.
Pengobatan
yang tepat didasarkan atas kausa, yaitu menyingkirkan penyebabnya. Tetapi,
seperti diketahui penyebab dermatitis multi faktor, kadang juga tidak diketahui
pasti, maka pengobatan bersifat simtomatis, yaitu dengan
menghilangkan/mengurangi keluhan dan menekan peradangan.
Tujuan
utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa gatal untuk mencegah terjadinya
infeksi. Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal, lotion dan krim pelembab
sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lebih lembab. (baca juga: faktor utama penyebab penyakit kanker) Tindakan ini
biasanya dilakukan saat kulit masih sedikit basah, seperti saat habis mandi
sehingga lotion yang dioleskan akan mempertahankan kelembaban kulit. Kompres
dingin juga diduga dapat mengurangi rasa gatal yang terjadi.
Salep
atau krim yang mengandung kortikosteroid seperti hydrokortison diberikan untuk
mengurangi proses inflamasi atau keradangan. Untuk kasus kasus yang berat,
dokter akan memberikan tablet kortikosteroid dan apabila pada daerah eksim
telah terinfeksi maka bisa diberikan antibiotika untuk membunuh bakteri
penyebab infeksi. Obat lain yang dibutuhkan adalah antihistamin untuk
mengurangi rasa gatal yang terlalu berat, dan cyclosporin untuk penderita yang
tidak berespon terhadap semua jenis pengobatan yang diberikan.
Pada
kasus ringan dapat diberikan antihistamin, atau antihistamin dikombinasi dengan
antiserotonin, antibradikinin, anti-SRA, dan sebagainya. Pada kasus akut dan
berat dapat diberi kortikosteroid. Prinsip umum terapi topikal diuraikan di
bawah ini:
1.
Dermatitis akut/basah (medidans) harus diobati secara
basah (kompres terbuka). Bila subakut, diberi losio (bedak kocok), krim, pasta,
atau linimentum (pasta pendingin). Krim diberikan pada daerah yang berambut,
sedang pasta pada daerah yang tidak berambut. Bila kronik, diberi salap.
2.
Makin berat atau akut penyakitnya, makin rendah
persentase obat spesifik.
Ada
juga cara lain yaitu mencegah terjadinya dermatitis, seperti yang dijelaskan di
atas yaitu terapi dan pengobatan. Salah satu cara tersebut dengan mencegah dan
mempunyai tahap-tahapnya. Munculnya eksim dapat dihindari dengan melakukan
beberapa tips dibawah ini :
Ø
Jaga kelembaban kulit.
Ø
Hindari perubahan suhu dan kelembaban yang
mendadak.
Ø
Hindari berkeringat terlalu banyak atau
kepanasan.
Ø
Kurangi Stress.
Ø
Hindari pakaian yang menggunakan bahan yang
menggaruk seperti wool dan lain lain.
Ø
Hindari sabun dengan bahan yang terlalu keras,
deterjen dan larutan lainnya.
Ø
Hindari faktor lingkungan lain yang dapat mencetuskan
alergi seperti serbuk bunga, debu, bulu binatang dan lain lain.
Ø
Hati-hati dalam memilih makanan yang bisa
menyebabkan alergi.
E.
Macam-Macam Dermatitis
1.
Dermatitis Kontak
Terdapat beberapa uraian pada Dermatitis Kontak secara umum
yang bisa di lihat di bawah ini yaitu :
Ø
Timbul
akibat kontak langsung dengan iritan.
Ø
Terbatas pada daerah kontak.
Ø
Berkembang lambat dan paparan yang bersifat
kronik.
Ø
Akibat kontak kulit dengan iritan kimiawi
seperti pewarna rambut, perhiasan dan nikel, plester, parfum, tanaman.
Ø
Disertai rasa sangat gatal, merah dan kemudian
mejadi bilur.
Materi Terkait: Makalah Sturktur Protein
Materi Terkait: Makalah Sturktur Protein
Dalam dermatitis kontak terbagi dua yang mana masing-masing
mempunyai cara pencegah, pengobatan, definisi dan lain-lain. Adapun kedua
dermatitis kontak yaitu :
a.
Dermatitis Kontak Iritan
Ø
Epidemiologi
Dermatitis kontak
iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras, dan
jenis kelamin. Jumlah penderita dermatitis kontak iritan diperkirakan cukup
banyak, namun angkanya secara tepat sulit diketahui. Hal ini disebabkan antara lain
oleh banyak penderita dengan kelainan ringan tidak datang berobat.
Ø
Etiologi
Penyebab munculnya
dermatitis jenis ini ialah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan pelarut,
detergen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu. Kelainan kulit yang
terjadi selain ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut, konsentrasi,
kohikulum, serta suhu bahan iritan tersebut, juga dipengaruhi oleh faktor lain.
Faktor yang dimaksud yaitu : lama kontak, kekerapan (terus-menerus atau
berselang) adanya oklusi menyebabkan kulit lebih permeabel, demikian juga
gesekan dan trauma fisis. Suhu dan kelembaban lingkungan juga ikut berperan.
Faktor individu juga
berpengaruh pada dermatitis kontak iritan, misalnya perbedaan ketebalan kulit
di berbagai tempat menyebabkan perbedaan permeabilitas; usia (anak di bawah
umur 8 tahun lebih mudah teriritasi); ras (kulit hitam lebih tahan dari pada
kulit putih); jenis kelamin (insidens dermatitis kontak iritan lebih tinggi
pada wanita); penyakit kulit yang pernah atau sedang dialami (ambang rangsang
terhadap bahan iritan turun), misalnya dermatitis atopik.
Ø
Patogenesis
Kelainan kulit
timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja
kimiawi maupun fisik. Bahan irisan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin,
menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit. Keadan
ini akan merusak sel epidermis.
Ada dua jenis bahan iritan yaitu : iritan
kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan menimbulkan kelainan kulit pada pajanan
pertama pada hampir semua orang, sedang iritan lemah hanya pada mereka yang
paling rawan atau mengalami kontak berulang-ulang. Faktor kontribusi, misalnya
kelembaban udara, tekanan, gesekan dan oklusi, mempunyai andil pada terjadinya
kerusakan tersebut.
Ø
Gejala
Klinis
Sebagaimana disebabkan
diatas bahwa ada dua jenis bahan iritan, maka dermatitis kontak iritan juga ada
dua macam yaitu dermatitis kontak iritan akut dan dermatitis kontak iritan
kronis.
Ø Dermatititis
kontak iritan akut
Penyebabnya iritan
kuat, biasanya karena kecelakaan. Kulit terasa pedih atau panas, eritema,
vesikel, atau bula. Luas kelainan umumnya sebatas daerah yang terkena, berbatas
tegas. Pada umumnya kelainan kulit muncul segera, tetapi ada segera, tetapi ada
sejumlah bahan kimia yang menimbulkan reaksi akut lambat misalnya podofilin,
antralin, asam fluorohidrogenat, sehingga dermatitis kontak iritan akut
lambat. Kelainan kulit baru terlihat setelah 12-24 jam atau lebih.
Contohnya ialah dermatitis yang disebabkan oleh bulu serangga yang terbang pada
malam hari (dermatitis venenata); penderita baru merasa pedih setelah esok
harinya, pada awalnya terlihat eritema dan sorenya sudah menjadi vesikel atau
bahkan nekrosis.
Ø Dermatitis
kontak iritan kronis
Nama lain ialah
dermatitis iritan kumulatif, disebabkan oleh kontak dengan iritan lembah yang
berulang-ulang (oleh faktor fisik, misalnya gesekan, trauma mikro, kelembaban
rendah, panas atau dingin; juga bahan contohnya detergen, sabun, pelarut,
tanah, bahkan juga air). Dermatitis kontak iritan kronis mungkin terjadi oleh
karena kerjasama berbagai faktor. Bisa jadi suatu bahan secara sendiri tidak
cukup kuat menyebabkan dermatitis iritan, tetapi bila bergabung dengan faktor
lain baru mampu. Kelainan baru nyata setelah berhari-hari, berminggu atau
bulan, bahkan bisa bertahun-tahun kemudian. Sehingga waktu dan rentetan kontak
merupakan faktor paling penting. Dermatitis iritan kumulatif ini merupakan
dermatitis kontak iritan yang paling sering ditemukan.
Gejala klasik berupa
kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit tebal (hiperkeratosis) dan
likenifikasi, batas kelainan tidak tegas. Bila kontak terus berlangsung
akhirnya kulit dapat retak seperti luka iris (fisur), misalnya pada kulit tumit
tukang cuci yang mengalami kontak terus menerus dengan deterjen. Ada kalanya kelainan hanya
berupa kulit kering atau skuama tanpa eritema, sehingga diabaikan oleh
penderita. Setelah kelainan dirasakan mengganggu, baru mendapat perhatian.
Banyak pekerjaan yang beresiko tinggi yang memungkinkan terjadinya dermatitis
kontak iritan kumulatif, misalnya :
mencuci, memasak, membersihkan lantai, kerja bangunan, kerja di bengkel dan
berkebun.
Ø
Histopatologi
Gambaran
histopatologik dermatitis kontak iritan tidak karakteristik. Pada dermatitis
kontak iritan akut (oleh iritan primer), dalam dermatitis terjadi vasodilatasi
dan sebukan sel mononuklear dan determis bagian atas. Eksositosis di epidermis
disertai spongiosis dan edema intrasel, dan akhirnya terjadi nekrosis
epidermal. Pada keadaan berat, kerusakan epidermis ini dapat menimbulkan bula subepidermal.
Ø
Diagnosis
Diagnosis dermatitis
kontak iritan didasarkan atas anamnesis yang cermat dan pengamatan gambaran
klinis. Dermatitis kontak iritan akut lebih mudah diketahui karena munculnya
lebih cepat sehingga penderita pada umumnya masih ingat apa yang menjadi
penyebabnya. Sebaliknya, dermatitis kontak irita kronis, timbulnya lambat serta
mempunyai variasi gambaran klinis yang luas, sehingga adakalanya sulit
dibedakan dengan dermatitis kontak alergi. Untuk ini diperlukan uji tempel
dengan bahan yang dicurigai.
Ø
Pengobatan
Upaya pengobatan
dermatitis kontak iritan yang terpenting adalah menyingkirkan pajanan bahan
iritan, baik yang bersifat mekanik, fisik maupun kimiawi. Bila hal ini dapat
dilaksanakan dengan sempurna, dan tidak terjadi komplikasi, maka dermatitis
iritan tersebut akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan topikal, mungkin
cukup dengan pelembab untuk memperbaiki kulit yang kering. Apabila diperlukan,
untuk mengatasi peradangan dapat diberikan kortikosteroid topikal, misalnya hidrokortison,
atau untuk kelainan yang kronis bisa diawali dengan kortikosteroid yang lebih
kuat. Pemakaian alat pelindung yang adekuat diperlukan bagi mereka yang bekerja
dengan bahan iritan, untuk mencegah kontak dengan bahan tersebut.
Ø
Prognosis
Bila bahan iritan
penyebab dermatitis tersebut tidak dapat disingkirkan dengan sempurna, maka
prognosisnya kurang baik. Keadaan ini sering terjadi pada dermatitis kontak
iritan kronis yang penyebabnya multi faktor.
b.
Dermatitis Kontak Alergik
Ø Epidemiologi
Bila dibandingkan
dengan dermatitis kontak iritan, jumlah penderita dermatitis kontak alergik
lebih sedikit, karena hanya mengenai orang yang kulitnya sangat peka
(hipersensitif). Namun sedikit sekali informasi mengenai prevalensi dermatitis
ini di masyarakat.
Ø Etiologi
Penyebab dermatitis
kontak alergik adalah alergen, paling sering berupa bahan kimia dengan berat
molekul kurang dari 500-1000 Da, yang juga disebut bahan kimia sederhana.
Dermatitis yang timbul dipengaruhi oleh potensi sensitisasi alergen, derajat
pajanan, dan luasnya penetrasi di kulit.
Ø Patogenesis
Mekanisme terjadinya
kelainan kulit pada dermatitis kontak alergi adalah mengikuti respons imun yang
diperantarai oleh sel (cell-mediated immune respons) atau reaksi tipe
IV. Reaksi hipersensitivitas di kulit timbulnya lambat (delayed
hypersensitivit), umumnya dalam waktu 24 jam setelah terpajan dengan
alergen. Sebelum seorang pertama kali menderita dermatitis kontak alergik,
terlebih dahulu mendapatkan perubahan spesifik reaktivitas pada kulitnya.
Perubahan ini terjadi karena adanya kontak dengan bahan kimia sederhana yang
disebut hapten yang akan terikat dengan protein, membentuk antigen lengkap.
Antigen ini ditangkap dan diproses leh makrofag dan sel Langerhans, selanjutnya
dipresentasikan ke sel T. Setelah kontak dengan yang telah diproses ini, sel T
menuju ke kelenjar getah bening regional untuk berdeferensiasi dan
berproliferasi membentuk sel T efektor yang tersensitisasi secara spesifik dan
sel memori. Sel-sel ini kemudian tersebar melalui sirkulasi ke seluruh tubuh,
juga sistem limfoid, sehingga menyebabkan keadaan sensitivitas yang sama di
seluruh kulit tubuh. Fase saat kontak pertama alergen sampai kulit menjadi
sensitif disebut fase induksi atau fase sensitisasi. Fase ini rata-rata
berlangsung selama 2-3 minggu. Pada umumnya reaksi sensitisasi ini dipengaruhi
oleh derajat kepekaan individu, sifat sensitisasi alergen (sensitizer),
jumlah alergen, dan konsentrasi. Sensitizer kuat mempunyai fase yang lebih
pendek, sebaliknya sensitizer lembah seperti bahan-bahan yang dijumpai pada
kehidupan sehari-hari pada umumnya kelainan kulit pertama muncul setelah lama
kontak dengan bahan tersebut, bisa bulanan atau tahunan. Sedangkan periode saat
terjadinya pajanan ulang dengan alergen yang sama atau serupa sampai timbulnya
gejala klinis disebut fase elisitasi, umumnya berlangsung antara 24-48
jam.
Ø Gejala
Klinis
Penderita pada
umumnya mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada keparahan dermatitis.
Pada yang akut dimulai dengan bercak eritema berbatas jelas, kemudian diikuti
edema, papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah
menimbulkan erosi dan eksudasi (basah). Pada yang kronis terlihat kulit kering,
berskuama, papul, likenifikasi dan mungkin juga fisur, batasnya tidak jelas.
Kelainan ini sulit dibedakan dengan dermatitis kontak iritan kronis; mungkin
penyebabnya juga campuran.
Berbagai lokalisasi
terjadinya dermatitis kontak :
Tangan. Kejadian
dermatitis kontak baik iritan maupun alergik paling sering di tangan, misalnya
pada ibu rumah tangga. Demikian pula kebanyakan dermatitis kontak akibat kerja
ditemukan di tangan. Sebagian besar memang oleh karena bahan iritan. Bahan
penyebabnya misalnya deterjen, antiseptik, getah sayuran/tanaman, semen, dan
pestisida.
Lengan. Alergen
umumnya sama dengan pada tangan, misalnya oleh jam tangan (nikel), sarung
tangan karet, debu semen, dan tanaman. Di aksila umumnya oleh bahan pengharum.
Wajah. Dermatitis
kontak pada wajah dapat disebabkan oleh bahan kosmetik, obat topikal, alergen
yang di udara, nekel (tangkai kaca mata). Bila di bibir atau sekitarnya mungkin
disebabkan oleh lipstik, pasta gigi, getah buah-buahan. Dermatitis di kelopak
mata dapat disebabkan oleh cat kuku, cat rambut, eyeshadows, dan obat
mata.
Telinga. Anting
atau jepit telinga terbuat dari nikel, penyebab dermatitis kontak pada cuping
telinga. Penyebab lain, misalnya obat topikal, tangkai kaca mata, cat rambut, hearing-aids.
Leher. Penyebanya
kalung dari nikel, cat kuku (yang berasal dari ujung jari), parfum, alergen di
udara, zat warna pakaian.
Badan. Dermatitis
kontak di badan dapat disebabkan oleh pakaian, zat warna, kancing logam, karet
(elastis, busa), plastik, dan detergen.
Genitalia. Penyebabnya
dapat antiseptik, obat topikal, nilon, kondom, pembalut wanita, dan alergen
yang ada di tangan.
Paha dan tungkai
bawah. Dermatitis di tempat ini dapat disebabkan oleh pakaian, dompet,
kunci (nikel) di saku, kaos kaki nilon, obat topikal (misalnya anestesi lokal,
neomisin, etilendiamin), semen, dan sepatu.
Ø Diagnosis Penyakit dermatitis
Diagnosis didasarkan
atas hasil anamnesis yang cermat dan pemeriksaan klinis yang teliti. Pertanyaan
mengenai kontaktan yang dicurigai didasarkan kelainan kulit yang ditemukan.
Misalnya, ada kelainan kulit berupa lesi numular di sekitar umbilikus berupa
hiperpigmentasi, likenifikasi, dengan papul dan erosi, maka perlu ditanyakan
apakah penderita memakai kancing celana atau kepala ikat pinggang yang terbuat
dari logam (nikel). Data yang berasal dari anamnesis juga meliputi riwayat
pekerjaan, hobi, obat topikal yang pernah digunakan, obat sistemik, kosmetika,
bahan-bahan yang diketahui menimbulkan alergi, penyakit kulit yang pernah
dialami, serta penyakit kulit pada keluarganya (misalnya dermatitis atopik,
psoriasis). Pemeriksaan fisis sangat penting, karena dengan melihat lokalisasi
dan pola kelainan kulit seringkali dapat diketahui kemungkinan penyebabnya.
Misalnya, di ketiak oleh deodoran, di pergelangan tangan oleh jam tangan, dan
di kedua kaki oleh sepatu. Pemeriksaan hendaknya dilakukan pada seluruh
permukaan kulit, untuk melihat kemungkinan kelainan kulit lain karena
sebab-sebab endogen.
Ø
Diagnosis
Banding
Kelainan kulit
dermatitis kontak alergik sering tidak menunjukkan gambaran morfologik yang
khas, dapat menyerupai dermatitis atopik, dermatitis numularis, dermatitis
seboroik, atau psoriasis. Diagnosis banding yang terutama ialah dengan
dermatitus kontak iritan. Dalam keadaan ini pemeriksaan uji tempel perlu
dipertimbangkan untuk menentukan, apakah dermatitis tersebut karena kontak
alergi.
Ø
Uji
Tempel
Pelaksanaan uji
tempel dilakukan setelah dermatitisnya sembuh (tenang), bila mungkin setelah 3
minggu. Tempat melakukan uji tempel biasanya di punggung, dapat pula di bagian
luar lengan atas. Bahan uji diletakkan pada sepotong kain atau kertas,
ditempelkan pada kulit yang utuh, ditutup dengan bahan impermeabel, kemudian
direkat dengan plester. Setelah 48 jam dibuka. Reaksi dibaca setelah 48 jam
(pada waktu dibuka), 72 jam dan atau 96 jam. Untuk bahan tertentu bahkan baru
memberi reaksi setelah satu minggu. Hasil positif dapat berupa eritema dengan
urtika sampai vesikel atau bula. Penting dibedakan, apakah reaksi karena alergi
kontak atau karena iritasi, sehubungan dengan konsentrasi bahan uji terlalu
tinggi. Bila oleh karena iritasi, reaksi akan menurun setelah 48 jam (reaksi
tipe decresendo), sedangkan reaksi alergi kontak makin meningkat (reaksi
tipe cresendo).
Ø
Pengobatan
Hal yang perlu
diperhatikan pada pengobatan dermatitis kontak adalah upaya pencegahan
terulangnya kontak kembali dengan alergen penyebab, dan menekan kelainan kulit
yang timbul.
Kortikosteoroid
dapat diberikan dalam jangka pendek untuk mengatasi peradangan pada dermatitis
kontak alergi akut yang ditandai dengan eritema, edema, bula atau vesikel,
serta eksufatif (madidans), misalnya prednison 30 mg/hari. Umumnya kelainan
kulit akan mereda setelah beberapa hari. Kelainan kulitnya cukup dikompres
dengan larutan garam faal.
Untuk dermatitis
kontak alergik yang ringan, atau dermatitis akut yang telah mereda (setelah
mendapat pengobatan kortikosteroid sistemik), cukup diberikan kortikosteroid
topikal.
Ø
Prognosis
Prognosis dermatitis
kontak alergi umumnya baik, sejauh bahan kontaktannya dapat disingkirkan.
Prognosis kurang baik dan menjadi kronis, bila bersamaan dengan dermatitis oleh
faktor endogen (dermatitis atopik, dermatitis numularis, atau psoriasis), atau
pajanan dengan bahan iritan yang tidak mungkin dihindari.
2.
Dermatitis Atopik
Dermatitis
atopik atau eksema adalah peradangan kronik kulit yang kering dan gatal yang
umumnya dimulai pada awal masa kanak-kanak. Eksema dapat menyebabkan gatal yang
tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan tidur. Penyakit ini dialami
sekitar 10-20% anak. Umumnya episode pertama terjadi sebelum usia 12 bulan dan
episode-episode selanjutnya akan hilang timbul hingga anak melewati masa tertentu.
Sebagian besar anak akan sembuh dari eksema sebelum usia 5 tahun. Sebagian
kecil anak akan terus mengalami eksema hingga dewasa. Eksema tidak menular.
Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, namun penanganan yang tepat akan mencegah
dampak negatif penyakit ini terhadap anak yang mengalami eksema dan
keluarganya.
Ø
Penyebab
Penyebab eksema tidak diketahui, namun jika salah satu atau lebih anggota
keluarga mengalami eksema, asma, atau rinitis alergika, maka anak Anda memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mengalami eksema dibanding populasi umum.
Sebagian anak dengan eksema juga mengalami asma atau rinitis alergika.
Eksema dapat dipicu oleh beberapa hal, antara lain:
1. Keringnya
kulit
2. Iritasi
oleh sabun, detergen, pelembut pakaian, dan bahan kimia lain
3. Menciptakan
kondisi yang terlalu hangat untuk anak, misalnya membungkus anak dengan pakaian
berlapis-lapis
4. Alergi
atau intoleransi terhadap makanan tertentu
5. Alergi
terhadap tungau debu, serbuk sari tanaman, atau bulu hewan
6. Virus
dan infeksi lain
7. Perjalanan
ke negara dengan iklim berbeda
Ø
Diagnosis
Eksema dapat
memberikan gambaran yang sedikit berbeda sesuai usia. Pada bayi, eksema umumnya
berupa ruam merah yang sangat gatal di wajah, kulit kepala, belakang telinga,
badan, atau lengan dan tungkai. Pada anak balita, ruam sering kali ditemukan di
lipatan kulit sekitar lutut, siku, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki.
Eksema merupakan penyakit episodik, kadang kulit anak akan membaik, dan
kemudian memburuk lagi. Hal ini tidak berarti Anda melakukan kesalahan dalam
penanganannya. Kriteria diagnostik untuk eksema adalah sebagai berikut :
1.
Harus mengalami gatal
2.
Dan 3 atau lebih dari gejala berikut:
3.
Riwayat keterlibatan lipatan kulit
4.
Riwayat asma atau hay fever pada anak tersebut, atau
riwayat penyakit atopik pada keluarga dekat jika anak berusia kurang dari 4
tahun
5.
Riwayat kulit kering di tahun sebelumnya
6.
Munculnya gejala sebelum usia 2 tahun
7.
Eksema di bagian fleksor tubuh (lipatan siku, lutut,
pergelangan tangan)
Penilaian eksema
harus dilakukan oleh tenaga medis untuk menentukan derajat keparahan serta ada
tidaknya infeksi yang menyertai. Sistem SCORAD dapat digunakan untuk penilaian
eksema. Dari penilaian tersebut, eksema digolongkan menjadi :
1.
Eksema ringan (skor SCORAD < 15): perubahan warna
kulit menjadi kemerahan, kulit kering yang ringan, gatal ringan, tidak ada
infeksi sekunder
2.
Eksema sedang (skor SCORAD antara 15 – 40): kulit
kemerahan, infeksi kulit ringan atau sedang, gatal, gangguan tidur, dan
likenifikasi
3.
Eksema berat (skor SCORAD > 40): kemerahan kulit,
gatal, likenifikasi, gangguan tidur, dan infeksi kulit yang semuanya
berat.
Kulit yang mengalami
eksema lebih rentan terhadap infeksi sekunder oleh bakteri atau virus. Infeksi
harus dipertimbangkan jika eksema bertambah parah atau tidak memberi respon
terhadap pengobatan. Eksema yang terinfeksi didiagnosis jika ditemukan eksema
yang mengalami ekskoriasi, basah, dan membentuk kerak.
Ø
Penanganan
1)
Penanganan sehari-hari
Penanganan
sehari-hari dilakukan baik saat dalam episode eksema maupun di luar episode.
Menghindari faktor-faktor di lingkungan yang memicu atau memperparah eksema,
misalnya :
a)
Mainan, air liur, atau makanan di sekitar mulut
b)
Bahan seperti wol atau pelapis car seat
c)
Detergen, sabun, bubble baths, antiseptik
d)
Kontak dengan bulu hewan
e)
Menggunakan krim pelembab (moisturiser)
f)
Krim pelembab dapat digunakan sesering mungkin. Gunakan
obat, krim, dan salep sesuai instruksi dokter
g)
Menggunakan moisturiser atau bath oil untuk mandi
h)
Kortikosteroid topikal jika gatal dan kemerahan masih
menetap setelah menghindari pencetus eksema. Jika digunakan sesuai instruksi,
obat ini aman dan efektif untuk mengatasi eksema
i)
Kadang dokter meresepkan satu salep untuk daerah yang
paling teriritasi dan salep lain yang lebih lemah untuk daerah yang hanya
mengalami eksema ringan dan daerah peka seperti wajah
j)
Mengatasi gatal
k)
Garukan akan memperparah eksema dan berisiko
menyebabkan infeksi. Beberapa cara untuk mengatasi gatal dan garukan adalah:
l)
Mengalihkan perhatian anak saat ia menggaruk
m)
Menghindari kondisi yang terlalu hangat untuk anak
n)
Menggunakan krim pelembab (yang ditaruh di kulkas
sebelumnya) sebelum tidur
o)
Memakaikan sarung tangan pada anak saat tidur
p)
Jika perlu, berikan obat yang diresepkan dokter untuk
mengurangi gatal di malam hari
q)
Selalu memotong pendek kuku anak
r)
Jika gatal sangat berat, kompres dingin dan teknik
balut basah dapat digunakan untuk membantu anak tidur
2)
Penanganan akut
Hal ini dilakukan segera saat ada kemerahan kulit dan gatal, dan
dihentikan setelah gejala terkontrol.
1.
Kortikosteroid topikal
2.
Krim tar untuk likenifikasi
3.
Antibiotik atau antiviral jika ada infeksi sekunder
4.
Teknik balut basah, dalam 2 hari setelah kortikosteroid
topikal diberikan jika eksema belum membaik
5.
Kompres dingin untuk mengatasi gatal
Ø
Komplikasi
Eksema yang
terinfeksi oleh bakteri adalah komplikasi yang umum terjadi. Hal ini harus
dicurigai jika ada eksema yang berkerak, basah berair, kemerahan, pecah-pecah,
mengeluarkan nanah, atau mengalami ekskoriasi. Bakteri penyebab infeksi pada
keadaan ini umumnya adalah Staphylococcus aureus. Selain oleh bakteri, eksema
juga dapat terinfeksi oleh virus. Infeksi virus Herpes Simplex 1 (HSV 1)
ditandai dengan munculnya bintik-bintik kecil yang berkelompok secara
tiba-tiba, berisi cairan bening atau putih, nyeri, dan gatal. Bintik-bintik ini
kemudian dapat bernanah atau terkikis.
Ø
Penanganan eksema yang terinfeksi
Hal
berikut harus dilakukan sebelum mengoleskan krim lainnya: Kerak harus dibuang
dan bagian basah berair harus dibersihkan sebelum mengoleskan pelembab,
kortikosteroid, atau balutan basah. Buang dan bersihkan bagian-bagian tersebut
saat anak dimandikan.
Jika
infeksi disebabkan oleh bakteri, antibiotik dapat diberikan secara oral (lewat
mulut). Pilihan antibiotik yang dapat digunakan adalah cephalexin atau
flucloxacillin, 4 kali per hari selama 10 hari. Untuk infeksi yang berat, bayi
di bawah usia 6 bulan, kekhawatiran akan keterlibatan mata, atau anak yang
demam dan tampak sakit berat, flucloxacillin digunakan lewat jalan infus.
Setelah kondisi membaik, pengobatan kemudian diteruskan dengan flucloxacillin
oral hingga total 10 hari.
Bath oil antiseptik mungkin diperlukan jika anak terus mengalami infeksi berulang pada eksemanya.
Bath oil antiseptik mungkin diperlukan jika anak terus mengalami infeksi berulang pada eksemanya.
Jika
infeksi yang terjadi adalah infeksi oleh HSV 1, acyclovir oral diberikan 5 kali
per hari selama 10 hari. Untuk infeksi berat atau anak yang tampak sakit berat
dan demam, acyclovir dapat diberikan lewat jalan infus. Setelah kondisi
membaik, pengobatan diteruskan dengan acyclovir oral hingga total 10 hari.
Perlu diperhatikan bahwa anak dengan eksema yang terinfeksi oleh virus sering
kali juga terinfeksi oleh bakteri.
Kunjungi apotik online obatlife.com untuk menemukan obat dermatitis di toko obat kami
Baca juga artikel terkait: Makalah lengkap Metabolisme Karbohidrat
Kunjungi apotik online obatlife.com untuk menemukan obat dermatitis di toko obat kami
Baca juga artikel terkait: Makalah lengkap Metabolisme Karbohidrat
No comments:
Post a Comment
Sahabat Pengunjung Sawittoku, Mohon untuk meninggalkan saran agar pengembangan kualitas konten blog dapat lebih ditingkatkan.
Demi kenyamanan maka komentar yang mengandung Sara, Pornografi, Perjudian, Pelecehan ataupun sejenisnya dan mengandung Link akan kami jadikan SPAM.Terima Kasih Atas Perhatiannya