Pengetahuan untuk Hidup lebih Baik

LightBlog

Subscribe Youtube & Dapatkan Video Tips Kesehatan Gratis

Monday, 22 April 2013

Makalah Lengkap Dermatitis dan Pengobatan

Pengertian Dermatitis adalah merupakan epidermo-dermatitis dengan gejala subyektif pruritus. Obyektif tampak inflamasi eritema, vesikula, eksudasi, dan pembentukan sisik. Tanda-tanda polimorfik tersebut tidak selalu timbul pada saat yang sama. Penyakit bertendensi residif dan menjadi kronis. Sinonim dermatitis adalah eksem. Ada yang membedakan antara dermatitis dan eksem, tetapi pada umumnya menganggap sama.


Eksim atau Dermatitis adalah istilah kedokteran untuk kelainan kulit yang mana kulit tampak meradang dan iritasi. Keradangan ini bisa terjadi dimana saja namun yang paling sering terkena adalah tangan dan kaki. Jenis eksim yang paling sering dijumpai adalah eksim atopik atau dermatitis atopik. Gejala eksim akan mulai muncul pada masa anak anak terutama saat mereka berumur diatas 2 tahun. (lihat juga: cara mengobati sakit lambung) Pada beberapa kasus, eksim akan menghilang dengan bertambahnya usia, namun tidak sedikit pula yang akan menderita seumur hidupnya. Dengan pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat dikendalikan dengan baik sehingga mengurangi angka kekambuhan. 
Dermatitis ada yang didasari oleh faktor endogen, misalnya dermatitis atopik, dermatitis kontak, dan sebagainya. Tetapi kebanyakan penyebab dermatitis ini belum diketahui secara pasti. Sedangkan bila ditinjau dari jenis kelainannya, maka dermatitis atopik adalah dermatitis yang paling sering dibahas, mengingat insidensnya yang cenderung terus meningkat dan dampak yang dapat ditimbulkannya pada kualitas hidup pasien maupun keluarganya.

Imunitas seluler menurun pada 80% penderita dermatitis alergi. Sehingga pada umumnya penderita ini mudah mengalami infeksi. Oleh karena itu, sebaiknya penderita menjaga kondisi tubuhnya agar selalu vit dengan berolah raga teratur, makan yang bergizi (bisa ditambahkan madu), istirahat yang cukup serta yang terpenting menjauhi stress emosional. (lihat disini: cara mendeteksi penyakit kanker dalam tubuh)Penderita juga sebaiknya jangan berdekatan dengan penderita cacar air, herpes zoster atau penyakit kulit lainnya karena akan mudah tertular. Untuk pemilihan obat dermatitis yang tepat sebaiknya anda periksakan diri dan konsultasi ke dokter spesialis kulit.



B.     Penyebab Terjadinya Dermatitis: Lihat selengkapnya: penyebab penyakit dermatitis

Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia, fisik (contoh : sinar), mikroorganisme (bakteri, jamur); dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopik. Sebagian lain tidak diketahui pasti. Banyak macam dermatitis yang belum diketahui patogenesisnya, terutama yang penyebabnya fakktor endogen. Yang telah banyak dipelajari adalah tentang dermatitis kontak, baik yang tipe alergik maupun iritan primer.

Pada umumnya penderita dermatitis mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada stadium penyakit, batasnya dapat tegas dapat pula tidak tegas, penyebarannya dapat setempat, generalisata, bahkan universalis. Pada stadium akut kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi, sehingga tampak basah (medidans). Stadium subakut, eritema berkurang, eksudat mengering menjadi krusta. Sedang pada stadium kronis tampak lesi kronis, skuama, hiperpigmentasi, likenifikasi, dan papul, mungkin juga terdapat erosi atau ekskoriasi karena garukan. Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis. Demikian pula jenis efloresensinya tidak selalu harus polimorfi, mungkin hanya oligomorfi. Baca juga: cara menyembuhkan sakit maag

Tiap tiap orang mempunyai pencetus eksim yang berbeda beda. Ada orang yang setelah memegang sabun atau deterjen akan merasakan gatal yang luar biasa, ada pula yang disebabkan oleh bahan atau alat rumah tangga yang lain. Gejala yang timbul pun bervariasi, ada yang gatalnya ringan tetapi rasa panas yang dominan, ada pula yang sebaliknya. Infeksi saluran nafas bagian atas atau flu juga bisa menjadi pencetus timbulnya eksim. Stress yang dialami penderita akan membuat gejala menjadi lebih buruk.

Meskipun penyembuhan eksim sangat sulit dilakukan, namun pada banyak kasus, pasien dapat mengurangi terjadinya kekambuhan dengan melakukan pengobatan yang tepat dan menghindari iritan/alergen yang menyebabkan eksim. Perlu diingat, penyakit ini tidak menular dan tidak akan menyebar dari satu orang ke orang yang lain.

Hingga kini belum ada kesepakatan internasional mengenai tatanaman dan klasifikasi dermatitis, tidak hanya karena penyebab dermatitis yang multi faktor, tetapi juga karena seseorang dapat menderita lebih dari satu jenis dermatitis pada waktu yang bersamaan atau bergantian. Ada yang memberi nama berdasarkan etiologi (contoh : dermatitis kontak, radiodermatitis, dermatitis medikamentosa), morfologi (contoh : dermatitis papulosa, dermatitis vesikulosa, dermatitis medidasns, dermatitis eksfoliativa), bentuk (contoh : dermatitis numularis), lokalisasi (contoh : dermatitis interdigitalis, dermatitis intertriginosa, dermatitis manus, dermatitis generalisata), dan ada pula yang berdasarkan lama atau stadium penyakit (contoh : dermatitis akut, dermatitis subakut, dermatitis kronis).

Perubahan histopatologi dermatitis terjadi pada epidermis dan dermis, bergantung pada stadiumnya. Pada stadium akut kelainan di epidermis berupa vesikel atau bula, spongiosis, edema intrasel, dan eksositosis, terutama sel mononuklear. Dermis sebab, pembuluh darah melebar, ditemukan sebukan terutama sel mononuklear; eosinofil kadang ditemukan, bergantung pada penyebab dermatitis.

Kelainan pada stadium subakut hampir seperti stadium akut, jumlah vesikel di epidermis berkurang, spongiosis masih jelas, epidermis tertutup krusta, dan parakeratosis; edema di dermis berkurang, vasodilatasi masih tampak jelas, demikian pula sebukan sel radang. lihat juga: bahaya dari kelainan usus

Epidermis pada stadium kronis, hiperkeratosis, parakeratosis, akantosis, rete ridges memanjang, kadang ditemukan spongiosis ringan; vesikel tidak ada lagi. Papila dermis memanjang (papilamatosis), dinding pembuluh darah menebal, dermis terutama di bagian atas bersebukan sel radang mononuklear, jumlah fibroblas dan kolagen bertambah. Eksema dapat dipicu oleh beberapa hal, antara lain:

  1. Keringnya kulit
  2. Iritasi oleh sabun, detergen, pelembut pakaian, dan bahan kimia lain
  3. Menciptakan kondisi yang terlalu hangat untuk anak, misalnya membungkus anak dengan pakaian berlapis-lapis
  4. Alergi atau intoleransi terhadap makanan tertentu
  5. Alergi terhadap tungau debu, serbuk sari tanaman, atau bulu hewan
  6. Virus dan infeksi lain
  7. Perjalanan ke negara dengan iklim berbeda

C.    Gejala

Gejala eksim akan mulai muncul pada masa anak anak terutama saat mereka berumur diatas 2 tahun. Pada beberapa kasus, eksim akan menghilang dengan bertambahnya usia, namun tidak sedikit pula yang akan menderita seumur hidupnya. Dengan pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat dikendalikan dengan baik sehingga mengurangi angka kekambuhan.

Harus diperhatikan juga tentang gejala lainnya yang mungkin dapat membantu mengenali dermatitis bila seseorang mengalaminya. Adapun gejala-gejalanya sebagai berikut :

1.      Terdapat tanda-tanda infeksi, meliputi area yang besah atau adanya pus.

2.      Kulit terbuka, meradang atau sangat merah disertai rasa terbakar atau panas disekitar daerah yang terinfeksi.

3.      Ruam menyebar dan mengakibatkan rasa tidak nyaman yang berlangsung lebih dari 3 minggu.

4.      Timul vesikel (tonjolan kecil berisih cairan jernih).

5.      Terdapat bagian bersisik putih diarea terebut, atau sangat mengelupas.

6.      Kulit menjadi sangat kering, keras dan kaku.

7.      Pasien adalah anak-anak atau usia lanjut.

Lihat makalah lainnya disini: Makalah pemeriksaan laboratorium lengkap

D.    Terapi, Pencegahan (Pengobatan) Dermatitis

Pada terapi ada beberapa anjuran yang harus dilakukuan guna penyembuhan dermatitis itu sendiri dalam hal ini terdapat penjelasan dari setiap terapi, yaitu :

1.      Antihistamin dan Antialergi

Ø  Antihistamin memredakan dermatitis yang diinduksikan oleh alergi, bekerja terutama pada reseptor histamin H.

Ø  Perhatikan bahwa beberapa antihistamin menyebabkan mengantuk. Tidak boleh diberikan pada pasien yang mengemudi atau beroperasi mesin.



2.      Antihistamin/Antipruritus Topikal

Ø  Memberi tahu kepada pasien untuk menggunakan preparat anti gatal dengan tepat. Beberapa produk harus digosokkan secara topikal, sedangkan yang lain digunakan sewaktu mandi.

Ø  Hindari kontak dengan mata atau puting susu bila sedang masa menyusui. Anti-Infeksi Topikal.

Ø  Beberapa anti-infeksi topikal mengandung antibiotik sehingga dapat digunakan untuk mengobati dermatitis yang terinfeksi.

3.      Anti-infeksi Topikal dengan korfikosteroid

Kortikosteroid yang terkandung dalam preparat mi digunakan untuk menekan peradangan akibat dermatitis. Obat tersebut berguna pada berbagai tipe dermatitis yang terinfeksi.



4.      Kortikosteroid topikal

Ø  Obat-obat seperti steroid sebaiknya digunakan hanya pada daerah yang meradang.

Ø  Tidak dianjurkan untuk menggunakan preparat mi pada luka terbuka atau pada wajah.



5.      Pelindung kulit

Ø  Beberapa bahan yang terkandung dalam pelembab dan emolien dapat memperburuk kondisi kulit.

Ø  Pelembab sebaiknya dioleskan sesering mungkin untuk menghindari kekeringan kulit yang meluas.



6.      Preparat Psoriasis, Seboroik dan Iktiosis

Obat-obat yang termasuk dalam kelompok ini digunakan untuk mengobati kondisi dermatitis seboroik.



7.      Obat Suplemen

The Marigold, Minyak Evening, Primrose Marine E, Latio Calamin, Baking Soda, Multivitamin dan Mineral, Vitamin A, C, dan E dan Zing, Ekstrak Kulit Kayu Cemara.

Pengobatan yang tepat didasarkan atas kausa, yaitu menyingkirkan penyebabnya. Tetapi, seperti diketahui penyebab dermatitis multi faktor, kadang juga tidak diketahui pasti, maka pengobatan bersifat simtomatis, yaitu dengan menghilangkan/mengurangi keluhan dan menekan peradangan.

Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa gatal untuk mencegah terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal, lotion dan krim pelembab sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lebih lembab. (baca juga: faktor utama penyebab penyakit kanker) Tindakan ini biasanya dilakukan saat kulit masih sedikit basah, seperti saat habis mandi sehingga lotion yang dioleskan akan mempertahankan kelembaban kulit. Kompres dingin juga diduga dapat mengurangi rasa gatal yang terjadi.

Salep atau krim yang mengandung kortikosteroid seperti hydrokortison diberikan untuk mengurangi proses inflamasi atau keradangan. Untuk kasus kasus yang berat, dokter akan memberikan tablet kortikosteroid dan apabila pada daerah eksim telah terinfeksi maka bisa diberikan antibiotika untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Obat lain yang dibutuhkan adalah antihistamin untuk mengurangi rasa gatal yang terlalu berat, dan cyclosporin untuk penderita yang tidak berespon terhadap semua jenis pengobatan yang diberikan.

Pada kasus ringan dapat diberikan antihistamin, atau antihistamin dikombinasi dengan antiserotonin, antibradikinin, anti-SRA, dan sebagainya. Pada kasus akut dan berat dapat diberi kortikosteroid. Prinsip umum terapi topikal diuraikan di bawah ini:

1.        Dermatitis akut/basah (medidans) harus diobati secara basah (kompres terbuka). Bila subakut, diberi losio (bedak kocok), krim, pasta, atau linimentum (pasta pendingin). Krim diberikan pada daerah yang berambut, sedang pasta pada daerah yang tidak berambut. Bila kronik, diberi salap.

2.        Makin berat atau akut penyakitnya, makin rendah persentase obat spesifik.

Ada juga cara lain yaitu mencegah terjadinya dermatitis, seperti yang dijelaskan di atas yaitu terapi dan pengobatan. Salah satu cara tersebut dengan mencegah dan mempunyai tahap-tahapnya. Munculnya eksim dapat dihindari dengan melakukan beberapa tips dibawah ini :

Ø  Jaga kelembaban kulit.

Ø  Hindari perubahan suhu dan kelembaban yang mendadak.

Ø  Hindari berkeringat terlalu banyak atau kepanasan.

Ø  Kurangi Stress.

Ø  Hindari pakaian yang menggunakan bahan yang menggaruk seperti wool dan lain lain.

Ø  Hindari sabun dengan bahan yang terlalu keras, deterjen dan larutan lainnya.

Ø  Hindari faktor lingkungan lain yang dapat mencetuskan alergi seperti serbuk bunga, debu, bulu binatang dan lain lain.

Ø  Hati-hati dalam memilih makanan yang bisa menyebabkan alergi.



E.     Macam-Macam Dermatitis

1.      Dermatitis Kontak

Terdapat beberapa uraian pada Dermatitis Kontak secara umum yang bisa di lihat di bawah ini yaitu :

Ø  Timbul  akibat kontak langsung dengan iritan.

Ø  Terbatas pada daerah kontak.

Ø  Berkembang lambat dan paparan yang bersifat kronik.

Ø  Akibat kontak kulit dengan iritan kimiawi seperti pewarna rambut, perhiasan dan nikel, plester, parfum, tanaman.

Ø  Disertai rasa sangat gatal, merah dan kemudian mejadi bilur.
Materi Terkait: Makalah Sturktur Protein

Dalam dermatitis kontak terbagi dua yang mana masing-masing mempunyai cara pencegah, pengobatan, definisi dan lain-lain. Adapun kedua dermatitis kontak yaitu :

a.      Dermatitis Kontak Iritan

Ø  Epidemiologi

Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras, dan jenis kelamin. Jumlah penderita dermatitis kontak iritan diperkirakan cukup banyak, namun angkanya secara tepat sulit diketahui. Hal ini disebabkan antara lain oleh banyak penderita dengan kelainan ringan tidak datang berobat.

Ø  Etiologi

Penyebab munculnya dermatitis jenis ini ialah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan pelarut, detergen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu. Kelainan kulit yang terjadi selain ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut, konsentrasi, kohikulum, serta suhu bahan iritan tersebut, juga dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang dimaksud yaitu : lama kontak, kekerapan (terus-menerus atau berselang) adanya oklusi menyebabkan kulit lebih permeabel, demikian juga gesekan dan trauma fisis. Suhu dan kelembaban lingkungan juga ikut berperan.

Faktor individu juga berpengaruh pada dermatitis kontak iritan, misalnya perbedaan ketebalan kulit di berbagai tempat menyebabkan perbedaan permeabilitas; usia (anak di bawah umur 8 tahun lebih mudah teriritasi); ras (kulit hitam lebih tahan dari pada kulit putih); jenis kelamin (insidens dermatitis kontak iritan lebih tinggi pada wanita); penyakit kulit yang pernah atau sedang dialami (ambang rangsang terhadap bahan iritan turun), misalnya dermatitis atopik.

Ø  Patogenesis

Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi maupun fisik. Bahan irisan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit. Keadan ini akan merusak sel epidermis.

Ada dua jenis bahan iritan yaitu : iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan menimbulkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada hampir semua orang, sedang iritan lemah hanya pada mereka yang paling rawan atau mengalami kontak berulang-ulang. Faktor kontribusi, misalnya kelembaban udara, tekanan, gesekan dan oklusi, mempunyai andil pada terjadinya kerusakan tersebut.

Ø  Gejala Klinis

Sebagaimana disebabkan diatas bahwa ada dua jenis bahan iritan, maka dermatitis kontak iritan juga ada dua macam yaitu dermatitis kontak iritan akut dan dermatitis kontak iritan kronis.

Ø  Dermatititis kontak iritan akut

Penyebabnya iritan kuat, biasanya karena kecelakaan. Kulit terasa pedih atau panas, eritema, vesikel, atau bula. Luas kelainan umumnya sebatas daerah yang terkena, berbatas tegas. Pada umumnya kelainan kulit muncul segera, tetapi ada segera, tetapi ada sejumlah bahan kimia yang menimbulkan reaksi akut lambat misalnya podofilin, antralin, asam fluorohidrogenat, sehingga dermatitis kontak iritan akut lambat. Kelainan kulit baru terlihat setelah 12-24 jam atau lebih. Contohnya ialah dermatitis yang disebabkan oleh bulu serangga yang terbang pada malam hari (dermatitis venenata); penderita baru merasa pedih setelah esok harinya, pada awalnya terlihat eritema dan sorenya sudah menjadi vesikel atau bahkan nekrosis.

Ø  Dermatitis kontak iritan kronis

Nama lain ialah dermatitis iritan kumulatif, disebabkan oleh kontak dengan iritan lembah yang berulang-ulang (oleh faktor fisik, misalnya gesekan, trauma mikro, kelembaban rendah, panas atau dingin; juga bahan contohnya detergen, sabun, pelarut, tanah, bahkan juga air). Dermatitis kontak iritan kronis mungkin terjadi oleh karena kerjasama berbagai faktor. Bisa jadi suatu bahan secara sendiri tidak cukup kuat menyebabkan dermatitis iritan, tetapi bila bergabung dengan faktor lain baru mampu. Kelainan baru nyata setelah berhari-hari, berminggu atau bulan, bahkan bisa bertahun-tahun kemudian. Sehingga waktu dan rentetan kontak merupakan faktor paling penting. Dermatitis iritan kumulatif ini merupakan dermatitis kontak iritan yang paling sering ditemukan.

Gejala klasik berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit tebal (hiperkeratosis) dan likenifikasi, batas kelainan tidak tegas. Bila kontak terus berlangsung akhirnya kulit dapat retak seperti luka iris (fisur), misalnya pada kulit tumit tukang cuci yang mengalami kontak terus menerus dengan deterjen. Ada kalanya kelainan hanya berupa kulit kering atau skuama tanpa eritema, sehingga diabaikan oleh penderita. Setelah kelainan dirasakan mengganggu, baru mendapat perhatian. Banyak pekerjaan yang beresiko tinggi yang memungkinkan terjadinya dermatitis kontak iritan kumulatif,  misalnya : mencuci, memasak, membersihkan lantai, kerja bangunan, kerja di bengkel dan berkebun.

Ø  Histopatologi

Gambaran histopatologik dermatitis kontak iritan tidak karakteristik. Pada dermatitis kontak iritan akut (oleh iritan primer), dalam dermatitis terjadi vasodilatasi dan sebukan sel mononuklear dan determis bagian atas. Eksositosis di epidermis disertai spongiosis dan edema intrasel, dan akhirnya terjadi nekrosis epidermal. Pada keadaan berat, kerusakan epidermis ini dapat menimbulkan bula subepidermal.

Ø  Diagnosis

Diagnosis dermatitis kontak iritan didasarkan atas anamnesis yang cermat dan pengamatan gambaran klinis. Dermatitis kontak iritan akut lebih mudah diketahui karena munculnya lebih cepat sehingga penderita pada umumnya masih ingat apa yang menjadi penyebabnya. Sebaliknya, dermatitis kontak irita kronis, timbulnya lambat serta mempunyai variasi gambaran klinis yang luas, sehingga adakalanya sulit dibedakan dengan dermatitis kontak alergi. Untuk ini diperlukan uji tempel dengan bahan yang dicurigai.

Ø  Pengobatan

Upaya pengobatan dermatitis kontak iritan yang terpenting adalah menyingkirkan pajanan bahan iritan, baik yang bersifat mekanik, fisik maupun kimiawi. Bila hal ini dapat dilaksanakan dengan sempurna, dan tidak terjadi komplikasi, maka dermatitis iritan tersebut akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan topikal, mungkin cukup dengan pelembab untuk memperbaiki kulit yang kering. Apabila diperlukan, untuk mengatasi peradangan dapat diberikan kortikosteroid topikal, misalnya hidrokortison, atau untuk kelainan yang kronis bisa diawali dengan kortikosteroid yang lebih kuat. Pemakaian alat pelindung yang adekuat diperlukan bagi mereka yang bekerja dengan bahan iritan, untuk mencegah kontak dengan bahan tersebut.

Ø  Prognosis

Bila bahan iritan penyebab dermatitis tersebut tidak dapat disingkirkan dengan sempurna, maka prognosisnya kurang baik. Keadaan ini sering terjadi pada dermatitis kontak iritan kronis yang penyebabnya multi faktor.

b.      Dermatitis Kontak Alergik

Ø  Epidemiologi

Bila dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan, jumlah penderita dermatitis kontak alergik lebih sedikit, karena hanya mengenai orang yang kulitnya sangat peka (hipersensitif). Namun sedikit sekali informasi mengenai prevalensi dermatitis ini di masyarakat.

Ø  Etiologi

Penyebab dermatitis kontak alergik adalah alergen, paling sering berupa bahan kimia dengan berat molekul kurang dari 500-1000 Da, yang juga disebut bahan kimia sederhana. Dermatitis yang timbul dipengaruhi oleh potensi sensitisasi alergen, derajat pajanan, dan luasnya penetrasi di kulit.

Ø  Patogenesis

Mekanisme terjadinya kelainan kulit pada dermatitis kontak alergi adalah mengikuti respons imun yang diperantarai oleh sel (cell-mediated immune respons) atau reaksi tipe IV. Reaksi hipersensitivitas di kulit timbulnya lambat (delayed hypersensitivit), umumnya dalam waktu 24 jam setelah terpajan dengan alergen. Sebelum seorang pertama kali menderita dermatitis kontak alergik, terlebih dahulu mendapatkan perubahan spesifik reaktivitas pada kulitnya. Perubahan ini terjadi karena adanya kontak dengan bahan kimia sederhana yang disebut hapten yang akan terikat dengan protein, membentuk antigen lengkap. Antigen ini ditangkap dan diproses leh makrofag dan sel Langerhans, selanjutnya dipresentasikan ke sel T. Setelah kontak dengan yang telah diproses ini, sel T menuju ke kelenjar getah bening regional untuk berdeferensiasi dan berproliferasi membentuk sel T efektor yang tersensitisasi secara spesifik dan sel memori. Sel-sel ini kemudian tersebar melalui sirkulasi ke seluruh tubuh, juga sistem limfoid, sehingga menyebabkan keadaan sensitivitas yang sama di seluruh kulit tubuh. Fase saat kontak pertama alergen sampai kulit menjadi sensitif disebut fase induksi atau fase sensitisasi. Fase ini rata-rata berlangsung selama 2-3 minggu. Pada umumnya reaksi sensitisasi ini dipengaruhi oleh derajat kepekaan individu, sifat sensitisasi alergen (sensitizer), jumlah alergen, dan konsentrasi. Sensitizer kuat mempunyai fase yang lebih pendek, sebaliknya sensitizer lembah seperti bahan-bahan yang dijumpai pada kehidupan sehari-hari pada umumnya kelainan kulit pertama muncul setelah lama kontak dengan bahan tersebut, bisa bulanan atau tahunan. Sedangkan periode saat terjadinya pajanan ulang dengan alergen yang sama atau serupa sampai timbulnya gejala klinis disebut fase elisitasi, umumnya berlangsung antara 24-48 jam.

Ø  Gejala Klinis

Penderita pada umumnya mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada keparahan dermatitis. Pada yang akut dimulai dengan bercak eritema berbatas jelas, kemudian diikuti edema, papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah menimbulkan erosi dan eksudasi (basah). Pada yang kronis terlihat kulit kering, berskuama, papul, likenifikasi dan mungkin juga fisur, batasnya tidak jelas. Kelainan ini sulit dibedakan dengan dermatitis kontak iritan kronis; mungkin penyebabnya juga campuran.

Berbagai lokalisasi terjadinya dermatitis kontak :

Tangan. Kejadian dermatitis kontak baik iritan maupun alergik paling sering di tangan, misalnya pada ibu rumah tangga. Demikian pula kebanyakan dermatitis kontak akibat kerja ditemukan di tangan. Sebagian besar memang oleh karena bahan iritan. Bahan penyebabnya misalnya deterjen, antiseptik, getah sayuran/tanaman, semen, dan pestisida.

Lengan. Alergen umumnya sama dengan pada tangan, misalnya oleh jam tangan (nikel), sarung tangan karet, debu semen, dan tanaman. Di aksila umumnya oleh bahan pengharum.

Wajah. Dermatitis kontak pada wajah dapat disebabkan oleh bahan kosmetik, obat topikal, alergen yang di udara, nekel (tangkai kaca mata). Bila di bibir atau sekitarnya mungkin disebabkan oleh lipstik, pasta gigi, getah buah-buahan. Dermatitis di kelopak mata dapat disebabkan oleh cat kuku, cat rambut, eyeshadows, dan obat mata.

Telinga. Anting atau jepit telinga terbuat dari nikel, penyebab dermatitis kontak pada cuping telinga. Penyebab lain, misalnya obat topikal, tangkai kaca mata, cat rambut, hearing-aids.

Leher. Penyebanya kalung dari nikel, cat kuku (yang berasal dari ujung jari), parfum, alergen di udara, zat warna pakaian.

Badan. Dermatitis kontak di badan dapat disebabkan oleh pakaian, zat warna, kancing logam, karet (elastis, busa), plastik, dan detergen.

Genitalia. Penyebabnya dapat antiseptik, obat topikal, nilon, kondom, pembalut wanita, dan alergen yang ada di tangan.

Paha dan tungkai bawah. Dermatitis di tempat ini dapat disebabkan oleh pakaian, dompet, kunci (nikel) di saku, kaos kaki nilon, obat topikal (misalnya anestesi lokal, neomisin, etilendiamin), semen, dan sepatu.

Ø  Diagnosis Penyakit dermatitis

Diagnosis didasarkan atas hasil anamnesis yang cermat dan pemeriksaan klinis yang teliti. Pertanyaan mengenai kontaktan yang dicurigai didasarkan kelainan kulit yang ditemukan. Misalnya, ada kelainan kulit berupa lesi numular di sekitar umbilikus berupa hiperpigmentasi, likenifikasi, dengan papul dan erosi, maka perlu ditanyakan apakah penderita memakai kancing celana atau kepala ikat pinggang yang terbuat dari logam (nikel). Data yang berasal dari anamnesis juga meliputi riwayat pekerjaan, hobi, obat topikal yang pernah digunakan, obat sistemik, kosmetika, bahan-bahan yang diketahui menimbulkan alergi, penyakit kulit yang pernah dialami, serta penyakit kulit pada keluarganya (misalnya dermatitis atopik, psoriasis). Pemeriksaan fisis sangat penting, karena dengan melihat lokalisasi dan pola kelainan kulit seringkali dapat diketahui kemungkinan penyebabnya. Misalnya, di ketiak oleh deodoran, di pergelangan tangan oleh jam tangan, dan di kedua kaki oleh sepatu. Pemeriksaan hendaknya dilakukan pada seluruh permukaan kulit, untuk melihat kemungkinan kelainan kulit lain karena sebab-sebab endogen.

Ø  Diagnosis Banding

Kelainan kulit dermatitis kontak alergik sering tidak menunjukkan gambaran morfologik yang khas, dapat menyerupai dermatitis atopik, dermatitis numularis, dermatitis seboroik, atau psoriasis. Diagnosis banding yang terutama ialah dengan dermatitus kontak iritan. Dalam keadaan ini pemeriksaan uji tempel perlu dipertimbangkan untuk menentukan, apakah dermatitis tersebut karena kontak alergi.

Ø  Uji Tempel

Pelaksanaan uji tempel dilakukan setelah dermatitisnya sembuh (tenang), bila mungkin setelah 3 minggu. Tempat melakukan uji tempel biasanya di punggung, dapat pula di bagian luar lengan atas. Bahan uji diletakkan pada sepotong kain atau kertas, ditempelkan pada kulit yang utuh, ditutup dengan bahan impermeabel, kemudian direkat dengan plester. Setelah 48 jam dibuka. Reaksi dibaca setelah 48 jam (pada waktu dibuka), 72 jam dan atau 96 jam. Untuk bahan tertentu bahkan baru memberi reaksi setelah satu minggu. Hasil positif dapat berupa eritema dengan urtika sampai vesikel atau bula. Penting dibedakan, apakah reaksi karena alergi kontak atau karena iritasi, sehubungan dengan konsentrasi bahan uji terlalu tinggi. Bila oleh karena iritasi, reaksi akan menurun setelah 48 jam (reaksi tipe decresendo), sedangkan reaksi alergi kontak makin meningkat (reaksi tipe cresendo).

Ø  Pengobatan

Hal yang perlu diperhatikan pada pengobatan dermatitis kontak adalah upaya pencegahan terulangnya kontak kembali dengan alergen penyebab, dan menekan kelainan kulit yang timbul.

Kortikosteoroid dapat diberikan dalam jangka pendek untuk mengatasi peradangan pada dermatitis kontak alergi akut yang ditandai dengan eritema, edema, bula atau vesikel, serta eksufatif (madidans), misalnya prednison 30 mg/hari. Umumnya kelainan kulit akan mereda setelah beberapa hari. Kelainan kulitnya cukup dikompres dengan larutan garam faal.

Untuk dermatitis kontak alergik yang ringan, atau dermatitis akut yang telah mereda (setelah mendapat pengobatan kortikosteroid sistemik), cukup diberikan kortikosteroid topikal.

Ø  Prognosis

Prognosis dermatitis kontak alergi umumnya baik, sejauh bahan kontaktannya dapat disingkirkan. Prognosis kurang baik dan menjadi kronis, bila bersamaan dengan dermatitis oleh faktor endogen (dermatitis atopik, dermatitis numularis, atau psoriasis), atau pajanan dengan bahan iritan yang tidak mungkin dihindari.

2.      Dermatitis Atopik

Dermatitis atopik atau eksema adalah peradangan kronik kulit yang kering dan gatal yang umumnya dimulai pada awal masa kanak-kanak. Eksema dapat menyebabkan gatal yang tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan tidur.  Penyakit ini dialami sekitar 10-20% anak. Umumnya episode pertama terjadi sebelum usia 12 bulan dan episode-episode selanjutnya akan hilang timbul hingga anak melewati masa tertentu. Sebagian besar anak akan sembuh dari eksema sebelum usia 5 tahun. Sebagian kecil anak akan terus mengalami eksema hingga dewasa. Eksema tidak menular. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, namun penanganan yang tepat akan mencegah dampak negatif penyakit ini terhadap anak yang mengalami eksema dan keluarganya.

Ø  Penyebab

Penyebab eksema tidak diketahui, namun jika salah satu atau lebih anggota keluarga mengalami eksema, asma, atau rinitis alergika, maka anak Anda memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami eksema dibanding populasi umum. Sebagian anak dengan eksema juga mengalami asma atau rinitis alergika.

Eksema dapat dipicu oleh beberapa hal, antara lain:

1.      Keringnya kulit

2.      Iritasi oleh sabun, detergen, pelembut pakaian, dan bahan kimia lain

3.      Menciptakan kondisi yang terlalu hangat untuk anak, misalnya membungkus anak dengan pakaian berlapis-lapis

4.      Alergi atau intoleransi terhadap makanan tertentu

5.      Alergi terhadap tungau debu, serbuk sari tanaman, atau bulu hewan

6.      Virus dan infeksi lain

7.      Perjalanan ke negara dengan iklim berbeda

Ø  Diagnosis

Eksema dapat memberikan gambaran yang sedikit berbeda sesuai usia. Pada bayi, eksema umumnya berupa ruam merah yang sangat gatal di wajah, kulit kepala, belakang telinga, badan, atau lengan dan tungkai. Pada anak balita, ruam sering kali ditemukan di lipatan kulit sekitar lutut, siku, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki. Eksema merupakan penyakit episodik, kadang kulit anak akan membaik, dan kemudian memburuk lagi. Hal ini tidak berarti Anda melakukan kesalahan dalam penanganannya. Kriteria diagnostik untuk eksema adalah sebagai berikut :

1.      Harus mengalami gatal

2.      Dan 3 atau lebih dari gejala berikut:

3.      Riwayat keterlibatan lipatan kulit

4.      Riwayat asma atau hay fever pada anak tersebut, atau riwayat penyakit atopik pada keluarga dekat jika anak berusia kurang dari 4 tahun

5.      Riwayat kulit kering di tahun sebelumnya

6.      Munculnya gejala sebelum usia 2 tahun

7.      Eksema di bagian fleksor tubuh (lipatan siku, lutut, pergelangan tangan)

Penilaian eksema harus dilakukan oleh tenaga medis untuk menentukan derajat keparahan serta ada tidaknya infeksi yang menyertai. Sistem SCORAD dapat digunakan untuk penilaian eksema. Dari penilaian tersebut, eksema digolongkan menjadi :

1.      Eksema ringan (skor SCORAD < 15): perubahan warna kulit menjadi kemerahan, kulit kering yang ringan, gatal ringan, tidak ada infeksi sekunder

2.      Eksema sedang (skor SCORAD antara 15 – 40): kulit kemerahan, infeksi kulit ringan atau sedang, gatal, gangguan tidur, dan likenifikasi

3.      Eksema berat (skor SCORAD > 40): kemerahan kulit, gatal, likenifikasi, gangguan tidur, dan infeksi kulit yang semuanya berat.   

Kulit yang mengalami eksema lebih rentan terhadap infeksi sekunder oleh bakteri atau virus. Infeksi harus dipertimbangkan jika eksema bertambah parah atau tidak memberi respon terhadap pengobatan. Eksema yang terinfeksi didiagnosis jika ditemukan eksema yang mengalami ekskoriasi, basah, dan membentuk kerak.

Ø  Penanganan

1)      Penanganan sehari-hari

Penanganan sehari-hari dilakukan baik saat dalam episode eksema maupun di luar episode. Menghindari faktor-faktor di lingkungan yang memicu atau memperparah eksema, misalnya :

a)      Mainan, air liur, atau makanan di sekitar mulut

b)      Bahan seperti wol atau pelapis car seat

c)      Detergen, sabun, bubble baths, antiseptik

d)     Kontak dengan bulu hewan

e)      Menggunakan krim pelembab (moisturiser)

f)       Krim pelembab dapat digunakan sesering mungkin. Gunakan obat, krim, dan salep sesuai instruksi dokter

g)      Menggunakan moisturiser atau bath oil untuk mandi

h)      Kortikosteroid topikal jika gatal dan kemerahan masih menetap setelah menghindari pencetus eksema. Jika digunakan sesuai instruksi, obat ini aman dan efektif untuk mengatasi eksema

i)        Kadang dokter meresepkan satu salep untuk daerah yang paling teriritasi dan salep lain yang lebih lemah untuk daerah yang hanya mengalami eksema ringan dan daerah peka seperti wajah

j)        Mengatasi gatal

k)      Garukan akan memperparah eksema dan berisiko menyebabkan infeksi. Beberapa cara untuk mengatasi gatal dan garukan adalah:

l)        Mengalihkan perhatian anak saat ia menggaruk

m)    Menghindari kondisi yang terlalu hangat untuk anak

n)      Menggunakan krim pelembab (yang ditaruh di kulkas sebelumnya) sebelum tidur

o)      Memakaikan sarung tangan pada anak saat tidur

p)      Jika perlu, berikan obat yang diresepkan dokter untuk mengurangi gatal di malam hari

q)      Selalu memotong pendek kuku anak

r)       Jika gatal sangat berat, kompres dingin dan teknik balut basah dapat digunakan untuk membantu anak tidur

2)      Penanganan akut

Hal ini dilakukan segera saat ada kemerahan kulit dan gatal, dan dihentikan setelah gejala terkontrol.

1.      Kortikosteroid topikal

2.      Krim tar untuk likenifikasi

3.      Antibiotik atau antiviral jika ada infeksi sekunder

4.      Teknik balut basah, dalam 2 hari setelah kortikosteroid topikal diberikan jika eksema belum membaik

5.      Kompres dingin untuk mengatasi gatal 

Ø  Komplikasi

Eksema yang terinfeksi oleh bakteri adalah komplikasi yang umum terjadi. Hal ini harus dicurigai jika ada eksema yang berkerak, basah berair, kemerahan, pecah-pecah, mengeluarkan nanah, atau mengalami ekskoriasi. Bakteri penyebab infeksi pada keadaan ini umumnya adalah Staphylococcus aureus. Selain oleh bakteri, eksema juga dapat terinfeksi oleh virus. Infeksi virus Herpes Simplex 1 (HSV 1) ditandai dengan munculnya bintik-bintik kecil yang berkelompok secara tiba-tiba, berisi cairan bening atau putih, nyeri, dan gatal. Bintik-bintik ini kemudian dapat bernanah atau terkikis.

Ø  Penanganan eksema yang terinfeksi

Hal berikut harus dilakukan sebelum mengoleskan krim lainnya: Kerak harus dibuang dan bagian basah berair harus dibersihkan sebelum mengoleskan pelembab, kortikosteroid, atau balutan basah. Buang dan bersihkan bagian-bagian tersebut saat anak dimandikan.

Jika infeksi disebabkan oleh bakteri, antibiotik dapat diberikan secara oral (lewat mulut). Pilihan antibiotik yang dapat digunakan adalah cephalexin atau flucloxacillin, 4 kali per hari selama 10 hari. Untuk infeksi yang berat, bayi di bawah usia 6 bulan, kekhawatiran akan keterlibatan mata, atau anak yang demam dan tampak sakit berat, flucloxacillin digunakan lewat jalan infus. Setelah kondisi membaik, pengobatan kemudian diteruskan dengan flucloxacillin oral hingga total 10 hari.
Bath oil antiseptik mungkin diperlukan jika anak terus mengalami infeksi berulang pada eksemanya.

Jika infeksi yang terjadi adalah infeksi oleh HSV 1, acyclovir oral diberikan 5 kali per hari selama 10 hari. Untuk infeksi berat atau anak yang tampak sakit berat dan demam, acyclovir dapat diberikan lewat jalan infus. Setelah kondisi membaik, pengobatan diteruskan dengan acyclovir oral hingga total 10 hari. Perlu diperhatikan bahwa anak dengan eksema yang terinfeksi oleh virus sering kali juga terinfeksi oleh bakteri.
Kunjungi apotik online obatlife.com untuk menemukan obat dermatitis di toko obat kami
Baca juga artikel terkait: Makalah lengkap Metabolisme Karbohidrat

No comments:

Post a Comment

Sahabat Pengunjung Sawittoku, Mohon untuk meninggalkan saran agar pengembangan kualitas konten blog dapat lebih ditingkatkan.
Demi kenyamanan maka komentar yang mengandung Sara, Pornografi, Perjudian, Pelecehan ataupun sejenisnya dan mengandung Link akan kami jadikan SPAM.Terima Kasih Atas Perhatiannya